Studi hidrologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari pergerakan, distribusi, dan kualitas air di bumi. Hidrologi memainkan peran penting dalam memahami siklus air yang kompleks, yang meliputi presipitasi (curah hujan), aliran permukaan, infiltrasi, aliran bawah tanah, dan evaporasi. Pengetahuan ini tidak hanya penting untuk ilmu pengetahuan, tetapi juga memiliki aplikasi praktis yang luas dalam berbagai sektor, termasuk pengelolaan sumber daya air, mitigasi bencana, dan perencanaan tata ruang.
Peran Penting Hidrologi dalam Pengelolaan Sumber Daya Air
Salah satu manfaat utama dari studi hidrologi adalah kemampuannya untuk mendukung pengelolaan sumber daya air yang efektif. Dengan memahami bagaimana air bergerak dan terdistribusi di alam, para ilmuwan dan pembuat kebijakan dapat merancang strategi yang lebih baik untuk memanfaatkan sumber daya air secara berkelanjutan. Studi hidrologi membantu menentukan ketersediaan air di suatu daerah, mengidentifikasi potensi risiko kekeringan, dan merencanakan penggunaan air yang efisien untuk berbagai kebutuhan, seperti pertanian, industri, dan kebutuhan rumah tangga.
Selain itu, studi hidrologi juga penting untuk menjaga kualitas air. Dalam banyak kasus, pencemaran air berasal dari aktivitas manusia seperti industri, pertanian, dan urbanisasi. Studi hidrologi memungkinkan pemantauan kondisi air dan memberikan informasi yang diperlukan untuk upaya pencegahan dan pemulihan. Dengan demikian, hidrologi berperan dalam melindungi kesehatan masyarakat dan lingkungan.
Mitigasi Bencana melalui Studi Hidrologi
Bencana alam seperti banjir dan kekeringan merupakan tantangan besar bagi banyak negara, terutama di daerah yang rentan terhadap fluktuasi cuaca ekstrem. Studi hidrologi memberikan dasar ilmiah untuk memahami dan memitigasi risiko-risiko ini. Melalui analisis data historis dan model simulasi, para ahli hidrologi dapat memprediksi pola banjir dan kekeringan, serta merancang infrastruktur yang dapat mengurangi dampaknya.
Misalnya, sistem peringatan dini untuk banjir bergantung pada pemantauan hidrologi yang tepat. Dengan teknologi modern, seperti sensor aliran sungai dan satelit pemantau cuaca, studi hidrologi dapat menyediakan data real-time yang membantu pemerintah dan masyarakat mengambil tindakan cepat dalam menghadapi ancaman bencana.
Penerapan dalam Perencanaan Tata Ruang dan Infrastruktur
Dalam konteks perencanaan tata ruang, studi hidrologi membantu menentukan lokasi yang paling aman untuk pembangunan infrastruktur dan permukiman. Daerah yang rawan banjir atau memiliki tingkat infiltrasi rendah mungkin tidak cocok untuk pembangunan. Dengan demikian, hidrologi berperan dalam mencegah kerugian ekonomi dan sosial akibat bencana, serta memastikan pembangunan yang berkelanjutan.
Selain itu, perencanaan dan pembangunan infrastruktur seperti bendungan, waduk, dan sistem irigasi juga memerlukan studi hidrologi yang mendalam. Informasi mengenai aliran sungai, curah hujan, dan siklus air sangat penting untuk memastikan bahwa infrastruktur tersebut dapat berfungsi dengan baik dan bertahan lama.
Adaptasi terhadap Perubahan Iklim
Perubahan iklim membawa tantangan baru dalam pengelolaan sumber daya air. Perubahan pola curah hujan, peningkatan suhu, dan peristiwa cuaca ekstrem dapat mempengaruhi siklus hidrologi secara signifikan. Studi hidrologi membantu kita memahami dampak dari perubahan iklim ini dan merancang strategi adaptasi yang diperlukan. Dengan memprediksi potensi perubahan dalam aliran sungai dan ketersediaan air, kita dapat lebih siap dalam menghadapi dampak-dampak tersebut.
Penutup
Studi hidrologi adalah fondasi penting bagi banyak aspek kehidupan modern, mulai dari pengelolaan sumber daya air hingga mitigasi bencana dan perencanaan tata ruang. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang siklus air dan dinamika hidrologi, kita dapat membuat keputusan yang lebih baik untuk melindungi lingkungan, meningkatkan ketahanan terhadap bencana, dan memastikan bahwa sumber daya air dikelola secara berkelanjutan untuk generasi mendatang. PT Kreasi Handal Selaras berpengalaman untuk membuat studi hidrologi dalam rangka pemenuhan kelengkapan perizinan perumahan atau kawasan yang akan dibangun lainnya.
View of STUDI HIDROLOGI SUNGAI DISKI KECAMATAN HAMPARAN PERAK KABUPATEN DELI SERDANG (STUDI KASUS) (uhn.ac.id)
https://www.handalselaras.com/wp-content/uploads/2022/09/KHS-Logo-2-300x126.png00adminhandalhttps://www.handalselaras.com/wp-content/uploads/2022/09/KHS-Logo-2-300x126.pngadminhandal2024-09-13 14:29:552024-09-20 17:48:02Studi Hidrologi: Dasar Pengelolaan Sumber Daya Air dan Mitigasi Bencana
Studi hidrologi adalah kajian ilmiah yang mempelajari sifat, distribusi, pergerakan, dan kualitas air di bumi. Studi ini mencakup semua komponen siklus hidrologi, termasuk curah hujan, aliran permukaan, infiltrasi, air tanah, evaporasi, dan transpirasi. Hidrologi juga melibatkan analisis bagaimana air berinteraksi dengan lingkungan fisik dan biologis, serta dampak aktivitas manusia terhadap sumber daya air.
Studi hidrologi bertujuan untuk memahami dinamika air dalam berbagai skala waktu dan ruang, yang sangat penting untuk pengelolaan sumber daya air, mitigasi bencana banjir dan kekeringan, perencanaan penggunaan lahan, konservasi lingkungan, dan pemenuhan kebutuhan air untuk berbagai keperluan manusia seperti pertanian, industri, dan domestik.
Studi hidrologi memiliki berbagai fungsi penting yang mendukung pengelolaan sumber daya air, mitigasi bencana, serta perencanaan dan pembangunan yang berkelanjutan. Berikut adalah beberapa fungsi utama dari studi hidrologi:
Pengelolaan Sumber Daya Air: Studi hidrologi membantu dalam perencanaan dan pengelolaan sumber daya air untuk memastikan ketersediaan air yang cukup bagi kebutuhan domestik, pertanian, industri, dan ekosistem. Ini termasuk pengaturan penggunaan air permukaan dan air tanah, serta pemeliharaan kualitas air.
Mitigasi Bencana Banjir dan Kekeringan: Dengan memahami pola curah hujan, aliran sungai, dan perilaku air tanah, studi hidrologi memungkinkan perencanaan dan desain infrastruktur untuk mengurangi risiko banjir dan kekeringan. Ini termasuk pembangunan bendungan, kanal, dan sistem drainase, serta penyusunan rencana tanggap darurat.
Perencanaan Penggunaan Lahan: Studi hidrologi memberikan informasi penting untuk perencanaan tata ruang dan penggunaan lahan, terutama di daerah rawan banjir. Ini membantu menentukan lokasi yang aman untuk pembangunan dan menghindari kerugian ekonomi dan sosial akibat banjir.
Kualitas Air dan Kesehatan Lingkungan: Studi hidrologi berperan dalam pemantauan dan pengelolaan kualitas air, termasuk pencegahan dan pengendalian pencemaran air. Ini penting untuk melindungi kesehatan manusia dan ekosistem, serta memastikan air yang aman untuk dikonsumsi dan digunakan.
Pengembangan Infrastruktur Air: Dalam perencanaan dan pembangunan infrastruktur air seperti waduk, bendungan, sistem irigasi, dan instalasi pengolahan air, studi hidrologi memberikan dasar ilmiah untuk memastikan desain yang efisien dan berkelanjutan.
Adaptasi terhadap Perubahan Iklim: Studi hidrologi membantu memahami dampak perubahan iklim terhadap siklus air, seperti perubahan pola curah hujan, peningkatan frekuensi banjir atau kekeringan, dan pengurangan ketersediaan air. Informasi ini penting untuk merencanakan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
Konservasi Ekosistem: Hidrologi mendukung upaya konservasi dengan menyediakan data dan analisis tentang aliran air dan kesehatan ekosistem akuatik. Ini penting untuk perlindungan lahan basah, sungai, dan habitat lainnya yang bergantung pada air.
Pemantauan dan Peringatan Dini: Studi hidrologi mendukung pengembangan sistem pemantauan dan peringatan dini untuk kejadian hidrologis ekstrem, seperti banjir dan kekeringan. Ini memungkinkan respons yang lebih cepat dan efektif terhadap potensi bencana.
Pengelolaan Pertanian: Studi hidrologi membantu dalam optimasi penggunaan air di bidang pertanian, termasuk perencanaan irigasi yang efisien dan manajemen kelembaban tanah, yang penting untuk meningkatkan hasil pertanian dan menjaga keberlanjutan sumber daya air.
Dukungan untuk Kebijakan dan Regulasi: Informasi dari studi hidrologi digunakan oleh pemerintah dan pembuat kebijakan untuk merumuskan regulasi dan kebijakan terkait pengelolaan air, konservasi, dan perlindungan lingkungan.
Secara keseluruhan, studi hidrologi memberikan landasan ilmiah yang penting untuk pengelolaan air yang berkelanjutan, melindungi masyarakat dari risiko bencana, dan mendukung pembangunan yang selaras dengan alam.
View of STUDI HIDROLOGI SUNGAI DISKI KECAMATAN HAMPARAN PERAK KABUPATEN DELI SERDANG (STUDI KASUS) (uhn.ac.id)
https://www.handalselaras.com/wp-content/uploads/2024/09/landscape-shot-small-rural-waterfall-spring-day-scaled.jpg16742560adminhandalhttps://www.handalselaras.com/wp-content/uploads/2022/09/KHS-Logo-2-300x126.pngadminhandal2024-09-12 17:30:182024-09-20 17:51:27Manfaat dan Aplikasi Studi Hidrologi
Teknologi pertanian terus berkembang demi meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian global. Salah satu inovasi yang menjanjikan adalah penggunaan drone pada industri pertanian dan perkebunan. Dalam tulisan ini, uji droplet drone spraying dengan water-sensitive paper menjadi highlight. Memberikan gambaran metode yang lebih canggih dan akurat dalam aplikasi penyemprotan.
Pertama-tama, mari kita telaah konsep dasar dari teknologi ini. Drone spraying, sebagai alternatif dari penyemprotan manual atau menggunakan pesawat terbang, menawarkan sejumlah keuntungan yang signifikan. Drones dapat mencapai daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh kendaraan lain, meminimalkan risiko kerusakan tanaman karena tekanan udara yang rendah, dan memungkinkan aplikasi yang lebih akurat dan tepat sasaran. Namun, ketepatan aplikasi pestisida adalah aspek kritis yang menjadi perhatian para ahli pertanian dan ilmuwan. Disinilah water-sensitive paper menjadi perangkat vital dalam mengukur dan mengevaluasi distribusi droplet yang dihasilkan oleh drone.
A. Mengenal apa itu Water Sensitive Paper (WSP).
Water Sensitive Paper (WSP) adalah sejenis kertas yang digunakan untuk mengukur dan memvisualisasikan distribusi tetesan cairan pada permukaannya. Kertas ini memiliki sifat khusus yang membuatnya bereaksi terhadap kelembaban, dengan mengubah warna saat terkena cairan.
Water Sensitive Paper bekerja berdasarkan sifat-sifat kimiawi yang merespons terhadap kelembaban. Ketika tetesan cairan menyentuh permukaan WSP, senyawa yang terkandung di dalamnya bereaksi dengan air dan mengubah warna kertas, menciptakan pola yang mencerminkan distribusi penyemprotan. WSP digunakan dalam berbagai aplikasi termasuk pertanian, kehutanan, dan industri lainnya yang melibatkan aplikasi penyemprotan cairan. Ini membantu user untuk memastikan bahwa cairan disemprotkan secara merata di area yang dituju, meningkatkan efisiensi dan efektivitas aplikasi. Water Sensitive Paper mempunyai keunggulan berupa kemudahan penggunaan, sensitivitas terhadap cairan, dan visualisasi yang jelas tentang distribusi tetesan atau droplet. Dengan demikian, Water Sensitive Paper merupakan alat yang penting dalam mengoptimalkan aplikasi penyemprotan cairan, membantu pengguna untuk mencapai hasil yang lebih efisien dan akurat dalam berbagai aplikasi industri.
B. Penggunaan Water Sensitive Paper (WSP) pada Drone Spraying.
Water sensitive paper pada aplikasi penyemprotan dengan drone spraying berguna untuk melihat bagaimana bentuk dan ukuran droplet. Droplet size pada drone spraying mengacu pada ukuran tetesan-tetesan cairan semprotan yang dihasilkan oleh nozzle selama proses penyemprotan. Droplet mirip dengan tetesan air yang kita lihat ketika hujan turun. Ketika drone melakukan penyemprotan, cairan yang ada di dalam tangkinya ditekan keluar melalui alat khusus yang disebut nozzle. Saat cairan ini keluar dari nozzle, ia pecah menjadi banyak tetesan kecil yang membentuk awan atau semburan cairan di udara. Tetesan-tetesan ini kemudian jatuh ke tanaman atau tanah di bawahnya.
Pada pengujian yang dilakukan oleh Tim Drone Spraying Kreasi Handal Selaras, WSP diletakan langsung pada beberapa titik sample. Pada use case tanaman padi, kami menempelkan WSP langsung pada bagian daun tanaman padi dengan menggunakan double tape. Pada use case sawit, kami meletakan langsung pada pelepah pokok sample yang ingin dilakukan pengamatan. Pada gambar ilustrasi diatas, WSP diletakan pada titik berwarna merah. Tidak ada keharusan atau aturan pasti dimana sebuah WSP diletakan. Peletakan WSP dapat disesuaikan dengan kebutuhan user dan tim drone dengan beberapa kali pengulangan penyemprotan pada beberapa titik sample WSP. Bahkan jika anda ingin menguji droplet drone anda di lapangan tanpa tanaman, ini juga bisa dilakukan. Anda hanya perlu memastikan WSP berada pada area yang terbuka sehingga ketika drone terbang dan menyemprot diatas WSP, droplet akan terkena permukaan WSP tersebut.
Beberapa parameter penting yang mempengaruhi keberhasilan uji droplet drone spraying antara lain adalah Tinggi Terbang, Kecepatan Terbang, Kecepatan Angin, Jenis Nozzle, Lebar Semprot, Volume Tangki per Ha, dan Spray Rate Drone Spraying. Parameter tersebut menjadi sebuah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan saling mempengaruhi.
C. Cara Menghitung Droplet pada Water Sensitive Paper (WSP)
Menghitung droplet pada Water Sensitive Paper (WSP) melibatkan beberapa langkah, di antaranya:
Persiapan WSP : Pertama-tama, persiapkan WSP dengan memastikan bahwa kertas tersebut telah dipotong menjadi ukuran yang sesuai dan telah dikalibrasi sesuai dengan kebutuhan pengujian Anda. Pastikan WSP dalam keadaan kering sebelum digunakan. Letakan WSP pada titik area yang ingin anda uji.
Penyemprotan : Lakukan misi penerbangan dan penyemprotan cairan yang ingin anda ukur menggunakan drone di atas WSP. Pastikan untuk mencatat semua parameter yang relevan, flight altitude, flight speed, spray rate, dll.
Pengamatan & Pengukuran : Setelah penyemprotan selesai, amati WSP dengan teliti. Identifikasi dan catat pola dan distribusi tetesan yang terbentuk pada permukaan WSP. Penting untuk memperhatikan ukuran, jumlah, dan pola penyebaran tetesan. Gunakan alat pengukur yang tepat, seperti mikroskop atau perangkat lunak pengolahan gambar digital, untuk mengukur ukuran dan jumlah tetesan. Anda juga dapat menggunakan grid atau skala yang tercetak pada WSP sebagai referensi untuk pengukuran.
Analisis : Setelah melakukan pengukuran, analisis data yang Anda kumpulkan. Hitung rata-rata ukuran tetesan, distribusi ukuran tetesan, dan jumlah total tetesan yang terbentuk pada WSP. Hal ini dapat memberikan wawasan tentang efisiensi dan akurasi penyemprotan cairan tersebut.
Interpretasi : Terakhir, interpretasikan hasil pengukuran dan analisis Anda. Evaluasilah apakah penyemprotan tersebut memenuhi standar yang diinginkan dalam hal distribusi tetesan dan ukuran tetesan. Anda juga dapat mengevaluasi faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas penyemprotan, seperti ketinggian, kecepatan, dan tekanan.
D. Rekomendasi Droplet Density
Gambar diatas merupakan rekomendasi droplet density yang diambil dari syngenta. Jumlah droplet untuk jenis penyemprotan Insektisida, Herbisida dan Pre-Emergent adalah 20 – 30 per cm persegi. Jumlah droplet untuk jenis penyemprotan Herbisida Kontak dan Post-Emergent adalah 30 – 40 per cm persegi. Sedangkan untuk jenis penyemprotan fungisida, jumlah droplet per cm persegi adalah 50 – 70. Agar aplikasi drone spraying dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan hasil yang ingin di dapatkan, penting untuk melakukan kalibrasi dengan WSP ini.
E. Kesimpulan
Dapat disimpukan, uji droplet drone spraying dengan water-sensitive paper adalah langkah yang tepat dan menjanjikan dalam revolusi pertanian modern. Dengan menyediakan alat yang lebih akurat dan responsif, teknologi ini dapat membantu petani meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Namun, diperlukan kerjasama lintas disiplin ilmu dan investasi yang berkelanjutan untuk mewujudkan potensi penuh dari inovasi ini.
Tertarik mengetahui informasi lebih banyak mengenai pemanfaatan teknologi drone spraying? Anda dapat terhubung dengan kami melalui email di [email protected] dan WhatsApp Marketing KHS di +62-851-9514-5758.
https://www.handalselaras.com/wp-content/uploads/2022/09/KHS-Logo-2-300x126.png00adminhandalhttps://www.handalselaras.com/wp-content/uploads/2022/09/KHS-Logo-2-300x126.pngadminhandal2024-05-14 10:46:162024-09-20 17:53:49Meninjau Hasil Uji Sebaran Droplet dengan Water Sensitive Paper (WSP) pada Drone Spraying untuk Meningkatkan Akurasi dan Efisiensi Penyemprotan.
Padang, Sumatera Barat – Kreasi Handal Selaras (KHS) berhasil menyelesaikan pekerjaan pengendalian hama ulat api pada salah satu perkebunan kelapa sawit di Sumatera Barat menggunakan teknologi drone spraying DJI agriculture. Pekerjaan ini dilaksanakan pada minggu pertama April 2024.
A. Mengenal apa itu Ulat Api pada Perkebunan Kelapa Sawit.
1. Ulat Api
Ulat api merupakan jenis ulat yang termasuk dalam ordo Lepidoptera dan famili Limacodidae. Dinamakan ulat api karena tubuhnya diselimuti oleh duri-duri yang mengandung racun. Apabila berpaparan langsung dengan kulit dapat menyebabkan sensasi terbakar, sakit, dan iritasi. Oleh sebab itu, ulat ini diberi nama ulat api.
Mereka seringkali menyerang daun kelapa sawit, meskipun berukuran kecil, mampu menghabiskan hingga 90% daun, meninggalkan hanya bagian sekitar tulang daun. Ini mengakibatkan penurunan kemampuan fotosintesis kelapa sawit. Bahkan bisa menyebabkan kematian tanaman.
2. Jenis – Jenis Ulat Api
a. Setothosea Asigna
Jenis ulat setothosea asigna merupakan salah satu jenis hama utama pada perkebunan kelapa sawit. Ulat ini memiliki tubuh berwarna hijau dengan corak coklat dan bintik-bintik putih, serta seluruh tubuhnya ditutupi oleh bulu-bulu. Setothosea asigna memakan bagian luar daun sehingga membuat tubuhnya terlihat transparan.
b. Setora Nitens
Setora nitens merupakan salah satu jenis ulat api yang sangat mirip dengan setothosea asigna. Ciri khas dari ulat ini adalah memiliki sepasang duri di bagian punggungnya. Setora nitens mulai menyerang bagian spiral tengah atas pada pelepah kelapa sawit. Jika serangan berat, hanya menyisakan daun bagian tengah atau lidinya saja.
c. Darna Trima
Jenis ulat darna trima memiliki tubuh berwarna coklat pada bagian punggung dan kuning pada bagian samping. Untuk ulat yang baru menetas, tubuhnya berwarna abu-abu dengan bintik orange di bagian punggungnya.
d. Parasa Lepida
Parasa Lepida merupakan jenis ulat api yang memiliki tubuh berwarna hijau pucat, putih, dan kuning terang. Lalu pada bagian punggung terdapat garis-garis berwarna hijau.
B. Siklus hidup Ulat Api.
Siklus hidup ulat api pada umumnya ber siklus telur-larva-pupa/kepompong-serangga dewasa. Namun, setiap jenis ulat api memiliki rentan siklus yang berbeda-beda.
a. Setothosea Asigna
Setothosea Asigna adalah salah satu jenis ulat api yang memiliki rentang masa hidup antara 106 hingga 138 hari.
Telur berwarna kuning kehijauan, oval, dan transparan. Biasanya diletakkan dalam tumpukan 3-4 baris sejajar dengan permukaan daun bagian bawah, terutama pada pelepah daun ke 6-17. Setiap tumpukan telur dapat berisi sekitar 44 butir. Telur menetas dalam waktu 4-8 hari.
Ulat yang menetas berwarna hijau kekuningan dengan bercak-bercak khas di punggungnya. Pada punggungnya juga terdapat duri-duri. Tahap ulat ini berlangsung selama sekitar 49-50 hari sebelum berubah menjadi kepompong.
Ulat berkepompong pada permukaan tanah yang gembur di sekitar piringan atau pangkal batang kelapa sawit. Kepompong diselubungi oleh kokon yang terbuat dari air liur ulat, berbentuk bulat telur, dan berwarna coklat gelap. Tahap kepompong berlangsung sekitar ± 39,7 hari.
Serangga dewasa memiliki sayap depan berwarna coklat tua dengan garis transparan dan bintik-bintik gelap, sedangkan sayap belakangnya berwarna coklat muda.
b. Setora Nitens
Setora Nitens merupakan salah satu jenis ulat yang memiliki siklus hidup lebih singkat dibandingkan Setothosea Asigna yaitu 42 hari.
Telur serupa dengan telur Setothosea Asigna , tetapi diletakkan tanpa tumpang tindih. Telur menetas dalam waktu 4-7 hari.
Ulat awalnya berwarna hijau kekuningan, kemudian menjadi hijau, dan akhirnya merah ketika memasuki masa kepompong. Ia memiliki satu garis memanjang berwarna biru keunguan di tengah punggung. Tahap larva berlangsung selama 50 hari.
Tahap kepompong, berlangsung sekitar 17 – 27 hari.
Serangga dewasa ulat ini memiliki lebar rentangan sayap sekitar 35 mm, dengan sayap depan berwarna coklat dan garis-garis gelap.
c. Darna Trima
Siklus hidup ulat api Darna Trima memiliki waktu sekitar 60 hari
Telur kecil dan bulat, berukuran sekitar 1,4 mm. Berwarna kuning kehijauan dan diletakkan satu persatu di bagian bawah daun kelapa sawit. Telur-telur ini menetas dalam waktu 3-4 hari
Ulat yang baru menetas memiliki warna putih kekuningan yang kemudian yang kemudian berubah menjadi coklat muda dengan bercak jingga. Pada tahap perkembangan selanjutnya, bagian punggung ulat menjadi coklat tua. Tahap ulat ini berlangsung selama 26-33 hari
Menjelang kepompong, ulat membentuk kokon dari air liurnya dan berkepompong di dalam kokon tersebut. Kokon ini berwarna coklat tua dan berbentuk oval. Tahap kepompong berlangsung sekitar 10-14 hari.
Ngengat dewasa memiliki warna coklat gelap dengan lebar rentangan sayap sekitar 18 mm. Sayap depannya berwarna coklat gelap dengan sebuah bintik kuning dan empat garis hitam, sementara sayap belakangnya berwarna abu-abu tua.
d. Parasa Lepida
Parasa Lepida memiliki siklus hidup selama 60-76 hari.
Telur berbentuk bulat dengan diameter sekitar 0,4 hingga 0,6 mm saat baru diletakkan. Memiliki warna pucat kekuningan. Tahap telur berlangsung selama 2 sampai 4 hari.
Larva instar pertama dari Parasa Lepida memiliki warna kekuningan dengan nuansa kehijauan, serta memiliki bulu-bulu runcing kecil di tubuhnya. Tahap larva berlangsung selama 30-40 hari.
Pupa Parasa Lepida sangat keras dan berwarna hitam kecoklatan, dengan stadia pupa berlangsung selama 28-31 hari.
Ngengat dewasa, baik jantan maupun betina, memiliki warna hijau dan kecoklatan, serta mata majemuk hitam. Betina biasanya bertelur sekitar 10-50 butir di bagian bawah daun dewasa.
C. Efek kerusakan akibat serangan Ulat Api.
1. Ciri khusus tanaman yang terserang ulat api.
Ulat api menyerang daun kelapa sawit dengan cara mengunyahnya dari bagian bawah hingga menyisakan serat-serat. Akibatnya, dapat membuat kelapa sawit kehilangan daunnya mencapai 50%-90% dalam kondisi parah. Mereka cenderung memilih daun yang sudah tua, namun jika tidak tersedia, mereka akan memakan daun muda juga. Jika tidak ditangani dengan cepat dan efektif, serangan ini dapat mengakibatkan kematian tanaman.
2. Efek kerusakan yang timbul akibat ulat api.
Serangan ulat api pada tanaman kelapa sawit, dapat berpengaruh pada kualitas, penurunan produksi, dan produktivitas. Akibat serangan ulat api, fotosintesis tanaman kelapa sawit menjadi terganggu yang mengakibatkan proses pembentukan bunga dan buah tidak sempurna. Selain itu, dapat terjadi defoliasi yang mengakibatkan produksi tandan buah segar (TBS) menurun. Serangan ulat api dapat menurunkan 12% hingga 30% produksi tanaman kelapa sawit baik pada fase Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) maupun Tanaman Menghasilkan (TM).
D. Pengendalian Ulat Api dengan Teknologi Drone Spraying.
Kreasi Handal Selaras (KHS) menggunakan drone DJI Agras T20P untuk kegiatan penanggulangan ulat api ini. Dengan kemampuan mengangkat muatan liquid sebanyak 20 liter, drone ini mampu menyelesaikan pekerjaan spraying seluas 0.5 Hektar dalam satu kali penerbanga hanya dengan waktu 6 menit saja.
Adapun spesifikasi detail DJI Agras T20P adalah sebagai berikut:
1. Teknis dan langkah kerja pengendalian ulat api dengan teknologi drone spraying.
Berikut ini adalah langkah kerja pengendalian ulat api dengan menggunakan drone spraying yang dilakukan oleh Kreasi Handal Selaras:
Sensus Pra-Aplikasi Drone Spraying: Sensus pra-aplikasi drone spraying merupakan tahap penting dalam tahapan pengendalian hama ulat api pada perkebunan sawit. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat serangan ulat api pada area yang membutuhkan penanganan. Sensus dilakukan oleh petani atau perusahaan perkebunan dengan melakukan pengamatan secara langsung dan melakukan perhitungan jumlah ulat pada setiap pelepah pokok sample.
Aplikasi Drone Spraying: Tahapan pengoperasian drone spraying oleh tim operasional pada area kerja. Tahapan ini berisi seluruh kegiatan operasional mulai dari pencampuran air dan chemical, persiapan drone, pemetaan area kerja, persiapan misi / jalur terbang, pengisian larutan chemical kedalam tangki drone, drone terbang / operasional, drone landing, pergantian batterai drone, dan pengecasan battery. Hal ini dilakukan secara berulang hingga area kerja diselesaikan seluruhnya.
Sensus Pasca Aplikasi Drone Spraying (3 / 7 Hari): Tahapan dimana sensus dilakukan 3 hari atau 7 hari oleh petani atau perusahaan perkebunan setelah pekerjaan dengan drone spraying dilakukan. Sensus dilakukn dengan menghitung jumlah ulat pada setiap pelepah pokok sample.
Sensus Pasca Aplikasi Drone Spraying (14 Hari): Tahapan dimana sensus dilakukan 14 hari oleh petani atau perusahaan perkebunan setelah pekerjaan dengan drone spraying dilakukan. Sensus dilakukn dengan menghitung jumlah ulat pada setiap pelepah pokok sample.
Sensus Pasca Aplikasi Drone Spraying (21 Hari): Tahapan dimana sensus dilakukan 21 hari oleh petani atau perusahaan perkebunan setelah pekerjaan dengan drone spraying dilakukan. Sensus dilakukn dengan menghitung jumlah ulat pada setiap pelepah pokok sample. Durasi waktu sensus (3/7, 14, dan 21 hari) dapat disesuaikan dengan kebutuhan user.
E. Keuntungan dan tantangan penggunaan Drone Spraying pada Perkebunan Kelapa Sawit.
1. Keuntungan menggunakan drone spraying.
Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan drone spraying pada perkebunan kelapa sawit, yaitu:
Efektif dan Efisien: Drone spraying menghemat waktu dan tenaga dibandingkan dengan metode penyemprotan konvensional. Drone dapat dengan cepat menjangkau area yang luas dan sulit dijangkau secara manual. Ini memungkinkan untuk memberikan respons cepat terhadap serangan ulat api yang terjadi pada suatu area / blok / kebun, membantu mengendalikan penyebarannya lebih efisien.
Penyemprotan Secara Tepat Sasaran: Drone dilengkapi dengan teknologi GPS dan beberapa sensor canggih, memungkinkan penyemprotan yang lebih presisi. Dengan bantuan GPS, drone dapat diprogram untuk mengikuti jalur yang telah ditentukan dengan presisi tinggi, sehingga area yang ingin disemprotkan dapat ditargetkan secara akurat. Selain itu, sensor yang terpasang pada drone memungkinkan identifikasi dan pemetaan area yang membutuhkan perlakuan pestisida atau zat lainnya. Dengan kemampuan ini, drone dapat menghindari menyemprotkan bahan kimia secara berlebihan ke area yang tidak perlu, mengurangi risiko pencemaran lingkungan dan kerugian ekonomi akibat pemborosan bahan kimia. Penyemprotan secara tepat sasaran juga membantu meningkatkan efisiensi penggunaan bahan kimia, sehingga memberikan manfaat ekonomis dan lingkungan yang signifikan dalam praktik pertanian modern.
10x Hemat Air dan Chemical: Penggunaan drone spraying dapat menghemat 10x air dan chemical untuk penanggulangan ulat api karena hanya membutuhkan sekitar 30 – 40 liter air saja untuk setiap hektar. Drone dapat menjadi lebih hemat air dibanding metode konvensional karena kemampuannya untuk melakukan penyemprotan yang lebih presisi dan terukur. Dengan teknologi dan sensor yang mempuni, drone dapat menyemprotkan air tepat pada tanaman yang membutuhkan, menghindari pemborosan air di area yang tidak diperlukan. Selain itu, pengaturan volume air yang tepat dan waktu penyemprotan yang optimal juga membantu mengurangi kelebihan penyiraman dan penguapan. Penggunaan drone juga memungkinkan akses yang lebih baik ke area yang sulit dijangkau, memungkinkan penggunaan air yang lebih efisien secara keseluruhan dalam kegiatan pertanian.
Lebih Sedikit Tenaga Kerja: Salah satu manfaat utama dari penggunaan drone spraying adalah pengurangan tenaga kerja yang diperlukan dalam proses penyemprotan pestisida atau pupuk. Dengan menggunakan drone, aktivitas penyemprotan dapat dilakukan secara otomatis dan mandiri dengan hanya mengandalkan satu atau beberapa operator untuk mengawasi dan mengendalikan drone tersebut. Hal ini mengurangi keterlibatan tenaga kerja manusia secara langsung di lapangan, yang sebaliknya memerlukan banyak pekerja untuk melakukan penyemprotan manual menggunakan peralatan konvensional seperti semprotan tangan atau alat semprot backpack. Selain itu, drone dapat menyemprotkan area yang sulit dijangkau dengan lebih efisien tanpa memerlukan banyak tenaga manusia untuk mengatasi medan yang sulit atau terjal. Dengan demikian, penggunaan drone spraying dapat membantu mengurangi biaya tenaga kerja, meningkatkan efisiensi operasional, dan mengurangi risiko kelelahan atau paparan bahan kimia berbahaya bagi pekerja pertanian.
Kemudahan Mob-Demob: Drone dapat dengan mudah dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi lainnya tanpa memerlukan infrastruktur yang rumit seperti kendaraan besar atau peralatan khusus. Ini memungkinkan petani atau operator untuk merespons dengan cepat terhadap kebutuhan penyemprotan di berbagai area pertanian. Selain itu, drone umumnya memiliki ukuran yang kompak dan mudah dipindahkan, sehingga memudahkan dalam proses pengiriman dan pengambilan kembali (demobilisasi) setelah selesai digunakan. Hal ini berbeda dengan metode konvensional yang mungkin memerlukan waktu dan sumber daya lebih besar untuk memindahkan atau mengangkut peralatan penyemprotan. Dengan demikian, mobilitas dan demobilisasi yang mudah dari drone spraying memberikan keuntungan tambahan dalam efisiensi dan fleksibilitas operasional di lapangan.
2. Tantangan penggunaan drone spraying.
Penggunaan drone spraying pada perkebunan kelapa sawit memiliki beberapa tantangan yang perlu diatasi untuk memaksimalkan efektivitasnya. Tantangan tersebut antara lain:
Skala Luas dan Topografi Kompleks: Salah satu tantangan utama dalam penggunaan drone spraying pada perkebunan kelapa sawit adalah menghadapi skala luas dan topografi yang kompleks dari area pertanian tersebut. Perkebunan kelapa sawit sering kali mencakup ribuan hektar lahan dengan topografi yang bervariasi, termasuk lereng curam, sungai, dan area yang sulit dijangkau. Drone harus mampu menavigasi melalui area yang luas dan bervariasi ini dengan presisi tinggi untuk melakukan penyemprotan secara efektif. Selain itu, pengumpulan data topografi yang akurat sebelumnya juga penting untuk perencanaan rute penerbangan drone yang optimal, sehingga area yang ingin disemprotkan dapat ditargetkan dengan tepat.
Kanopi Pohon Yang Rapat, Ulat Api Berada Di Bawah Pelepah: Kanopi pohon sawit yang rapat menjadikan tantangan tersendiri untuk pengoperasian drone spraying, operator drone harus mampu melakukan penyemprotan secara merata dan memastikan setiap pelepah pada pohon tersebut tersemprot dengan baik. Selain itu, posisi ulat api biasanya berada pada daun bagian bawah sedangkan drone menyemprot dari atas. Ini juga menjadi tantangan penggunaan drone spraying. Petani harus bisa memilik chemical dengan dosis yang tepat sehingga sekalipun ulat api berada pada bawah pelepah, akan dapat mati karena chemical dapat disemprotkan secara merata.
Kondisi Cuaca dan Angin yang Tidak Terduga: Sawit sering kali ditanam di daerah tropis yang rentan terhadap hujan, angin kencang, atau kabut tebal yang dapat mengganggu operasi drone. Cuaca buruk seperti hujan dapat mengurangi visibilitas dan menyebabkan drone tidak bisa terbang atau melakukan penyemprotan. Angin kencang juga dapat mempengaruhi stabilitas dan navigasi drone, meningkatkan risiko kegagalan atau kecelakaan selama operasi.
F. Kesimpulan
Secara keseluruhan, teknologi drone spraying dapat memberikan manfaat yang signifikan. Seperti meningkatkan efektifitas & efisiensi, penyemprotan secara tepat sasaran, 10x hemat air dan chemical, lebih sedikit tenaga kerja, dan kemudahan Mob-Demob. Drone spraying memungkinkan penanganan yang lebih cepat dan efisien terhadap infestasi ulat api karena kemampuannya untuk menjangkau area yang luas dengan presisi yang tinggi. Selain itu, penggunaan drone juga membantu perkebunan mengatasi permasalahan akan sulitnya tenaga kerja manusia. Kemampuan drone untuk beradaptasi dengan topografi yang kompleks dan kondisi cuaca yang berubah-ubah memungkinkan penanganan ulat api secara efektif di lingkungan pertanian yang beragam. Dengan demikian, drone spraying merupakan solusi modern yang dapat meningkatkan efisiensi, keamanan, dan keberlanjutan dalam pengendalian ulat api di perkebunan kelapa sawit.
Tertarik mengetahui informasi lebih banyak mengenai pemanfaatan teknologi drone spraying? Anda dapat terhubung dengan kami melalui email di [email protected] dan WhatsApp Marketing KHS di +62-851-9514-5758.
https://www.handalselaras.com/wp-content/uploads/2022/09/KHS-Logo-2-300x126.png00adminhandalhttps://www.handalselaras.com/wp-content/uploads/2022/09/KHS-Logo-2-300x126.pngadminhandal2024-04-22 17:15:292024-05-07 13:59:22Rahasia Sukses Pengendalian Hama Ulat Api pada Perkebunan Kelapa Sawit di Sumatera Barat menggunakan Teknologi Drone Spraying.
Karawang – Tim Drone Kreasi Handal Selaras (KHS) mengenalkan teknologi drone spraying pada petani di Batujaya, Kawarang, Jawa Barat pada 29 November 2023. Bersama dengan rekanan dari salah satu perusahaan chemical untuk tanaman pertanian seperti tanaman padi, penggunaan drone spraying ini ditujukan untuk percontohan penanggulangan Insektisida dan Fungisida pengganggu tanaman padi dalam 1 kali kegiatan penyemprotan menggunakan drone.
Kreasi Handal Selaras menggunakan Drone DJI Agras T20P dengan kemampuan membawa cairan sebanyak 20L dengan waktu terbang sekitar 7 menit dengan area yang dapat disemprot seluas 0,6 sd 0,7 Ha. Pengoperasian Drone Spraying ini relatif mudah dan membutuhkan lebih sedikit manpower yaitu sebanyak 2 – 3 orang saja dengan posisi sebagai Drone Pilot, Visual Observer/Engineer, dan Support. Tim Drone dapat menyelesaikan pekerjaan ini sebanyak 9 Ha hanya dengan waktu 2 jam saja.
Sementara itu, salah satu petani mengatakan kepada kami bahwa: “Kami biasanya mengerjakan pekerjaan spraying secara manual butuh sekitar 10 orang untuk 10 hektar, jadi tiap orang satu harinya bisa sekitar 1 Ha. Tapi ini enggak pasti, kadang bisa kurang, kadang juga lebih.”
Oksy Rahim selaku Head of Drone Technology Implementation KHS menuturkan: “Penggunaan Teknologi Drone Spraying pada tanaman padi ini sangat cocok digunakan untuk mengatasi permasalahan seperti serangan hama secara masif sehingga penanggulangannya harus dilaksanakan secara cepat dan merata. Lalu drone juga dapat membantu kegiatan penyemprotan dengan sedikit sumber daya manusia yang digunakan, jadi tenaga kerja manusia lainnya bisa dialokasikan untuk kegiatan lain seperti tanam maupun panen, sedangkan perawatannya dilakukan dengan drone.”
Oksy juga menambahkan, “Teknologi drone yang dipakai ini sudah fully autonomous dan dapat dipastikan penyemprotannya merata. Kita bisa lihat dari riwayat terbang dari drone itu sendiri, area mana yang disemprot, berapa banyak cairan yg dihabiskan, sampai berapa lama waktu terbangnya.”
Teknologi Drone Drone mampu menghemat 30x konsentrasi chemical yang digunakan. Aplikasi penyemprotan ini sangat cocok digunakan untuk meningkatkan produktivitas pertanian yang ada di Daerah Karawang maupun daerah lainnya.
Apakah anda memiliki kebutuhan dan pertanyaan mengenai aplikasi drone spraying pada tanaman padi? Sampaikan request dan pertanyaan anda melalui [email protected] atau WhatsApp Marketing KHS di (+62) 851-9514-5758.
https://www.handalselaras.com/wp-content/uploads/2022/09/KHS-Logo-2-300x126.png00adminhandalhttps://www.handalselaras.com/wp-content/uploads/2022/09/KHS-Logo-2-300x126.pngadminhandal2024-01-30 16:20:012024-01-30 16:20:03Cepat & Efisien: Kreasi Handal Selaras (KHS) ajak petani di Karawang lakukan penyemprotan Padi dengan Drone.
Teknologi drone selalu update setiap tahun untuk menawarkan performa terbaik dalam memenuhi kebutuhan survei maupun penyemprotan tanaman. Kali ini, PT KHS meningkatkan performa di bidang penyemprotan tanaman dengan bantuan teknologi DJI Agras T20P. apa keunggulan dari drone tersebut? Mampukah drone tersebut bekerja lebih efektif dalam mendukung pekerjaan spraying lahan anda? Yuk kita simak!
DJI AGRAS T20P drone terbaru dari DJI Agriculture yang ringan dan gesit, mampu membawa spray load (muatan penyemprotan) hingga 20 kg dan spread load 35 L , Lebar semprotan 7 m, efisiensi operasi lapangan 12 hektar /jam, efisiensi operasi kebun 2,67 hektar /jam, efisiensi penyebaran pupuk 1 ton /jam.
Drone ini dilengkapi dengan Dual Atomized Spraying System, DJI Terra, Active Phased array Radar, dan Binocular Vision. Penggunaan drone ini mendukung banyak misi mulai dari survei, pemetaan, hingga penyemprotan dan penyebaran, membantu Anda mencapai presisi tertinggi dalam operasi pertanian anda.
Specifications:
Operating Efficiency (Per Hour) : 12 Ha/jam (pertanian), 2,6 Ha/jam (kebun), 1 ton pupuk/ jam
Spray Tank Volume : 20L
Max Spray Rate : 12 L/min (with 2 double-atomizing centrifugal nozzles) memastikan penyemprotan yang merata dan penggunaan pestisida yang lebih efisien. Katup sentrifugal eksklusif mencegah kebocoran, menghindari pemupukan berlebihan, polusi, dan mengurangi penggunaan pestisida sekaligus melindungi lingkungan.
Keunggulan:
Peningkatan Efisiensi dan Performa Hebat
Dengan lebar semprotan 7m, DJI Agras T20P mencapai efisiensi operasi lapangan yang mengesankan sebesar 12 ha/jam, efisiensi operasi kebun sebesar 2,67 ha/jam dan proses menyebarkan air dll dapat secara efektif sebesar 1 ton/jam. Efisiensi ini dimungkinkan karena memiliki Dual Atomized Spraying System, DJI Terra, Active Phased Array Radar, dan Binocular Vision. Teknologi tersebut yang memungkinkan drone untuk mendukung banyak operasi mulai dari survei dan pemetaan hingga penyemprotan dan penyebaran dengan kinerja optimal.
Teknologi Canggih Untuk Peningkatan Fungsi Yang Optimal
T20P dilengkapi dengan dual atomized centrifugal nozzles yang menghasilkan penyemprotan lebih merata, memastikan cakupan penyemprotan yang lebih baik dan penetrasi bahan kimia ke dalam tanaman, yang pada akhirnya mencegah penyumbatan. Drone T20P dapat mengatur ukuran penyemprotan dari jarak jauh menggunakan pengontrol, memungkinkan beradaptasi dengan berbagai jenis dan kondisi tanaman. Drone’s magnetic drive impeller pump memisahkan motor pompa dari bahan kimia yang dipompa, mencegah korosi dan memperpanjang umur peralatan.
Pengontrol Yang Mudah Digunakan
Dapat memetakan 6,67 hektar (16,48 acre) hanya dalam 10 menit dengan layar besar 7 bright large screen dan octa-core processor. Perencanaan jalur penerbangan yang cerdas membantu menghindari kelebihan atau kekurangan muatan, memastikan tingkat aplikasi yang optimal untuk berbagai tugas pertanian. Controller’s intuitive interface memungkinkan pengoperasian yang lebih lancar, memungkinkan Anda untuk fokus pada tugas yang ada.
Peningkatan Keselamatan Keamanan Penerbangan
DJI Agras T20P memiliki fitur penghindaran rintangan dengan Active Phased Array Radar dan Binocular Vision, yang memungkinkannya mendeteksi dan menghindari rintangan secara real-time. Penginderaan rintangan segala arah 360°, dikombinasikan dengan medan yang cerdas, memastikan bahwa drone dapat menavigasi lingkungan yang kompleks dengan aman. Jangkauan deteksi radar mencapai hingga 50 m (164 kaki), dan medan 3D berikut menyediakan penerbangan mulus di berbagai lanskap, mengurangi risiko kecelakaan dan kerusakan tanaman.
Tingkat Penyemprotan Yang Optimal
Desain T20P menawarkan laju pengeluaran 12 L/mnt (3,17 gal/mnt) dengan desain penggerak magnetnya, mencegah korosi bahan kimia dan memastikan aplikasi yang konsisten dan presisi. Dual atomized centrifugal sprinklers dapat memastikan penyemprotan merata, sementara proprietary centrifugal valve mencegah kebocoran, mengurangi limbah, dan potensi dampak lingkungan. Pemantauan tingkat pestisida secara real-time membantu memperkirakan kapan pengisian ulang diperlukan, mengoptimalkan alur kerja, dan mengurangi waktu henti.
Sangat Multiguna Untuk Melakukan Survei dan Penyemprotan
Drone ini dilengkapi dengan kamera FPV ultra-HD 12MP dan adjustable gimbal angles yang dapat disesuaikan untuk akuisisi data secara real-time, Teknologi tersebut memberikan wawasan berharga untuk pengelolaan tanaman dan pengambilan keputusan. Hal tersebut juga dapat melakukan rekonstruksi peta tanpa koneksi internet penuh, sehingga ideal untuk digunakan di daerah terpencil. Teknologi canggih drone secara otomatis mendeteksi batas dan rintangan, memastikan pengoperasian yang aman dan efisien.
Hemat Energi dan Pengisian Cepat
DJI Agras T20P menampilkan generator multifungsi frekuensi variabel 6kW, yang mengoptimalkan penggunaan energi sambil mempertahankan kinerja. Modul pengisian daya yang dapat dilepas dapat dihubungkan ke daya utilitas untuk menambah kenyamanan, dan Intelligent 13.000 mAh.
Demi meningkatkan performa dan keunggulan kami dalam jasa penyemprotan dan pemetaan. PT.KHS melakukan peningkatan teknologi drone spraying terbarukan dengan pengadaan drone DJI Agras T20P. Dengan teknologi ini, kami terus konsisten untuk mewujudkan mekanisasi pada pertanian, perkebunan, dan kehutanan Indonesia. Kami yakin dapat meningkatkan efisiensi penyemprotan tanaman lebih Cepat, Merata, Mudah, dan Aman. Yuk bermitra dengan kami!!
https://www.handalselaras.com/wp-content/uploads/2022/09/KHS-Logo-2-300x126.png00adminhandalhttps://www.handalselaras.com/wp-content/uploads/2022/09/KHS-Logo-2-300x126.pngadminhandal2023-07-23 07:23:232023-07-23 07:23:24Efisiensi Penyemprotan Tanaman Anda Dengan T20P
Tambak memegang peranan penting sebagai sumber ekonomi masyarakat. Manfaat lainnya adalah tambak menjadi sumber ketahanan pangan di wilayah tersebut. Dalam proses perencanaan tambak, diperlukan proses yang baik dan benar agar pengelolaan tambak dapat berjalan dengan baik. Drone dapat membantu dalam proses perencanaan tambak dengan metode LiDAR ataupun hasil foto udara. Yuk kita simak.
Definisi dan Ciri-Ciri Tambak
Tambak adalah kolam buatan yang biasanya terdapat di daerah pantai yang diisi dengan air dan dimanfaatkan sebagai sarana budidaya perairan (akuakultur). Hewan yang dibudidayakan adalah hewan air, terutama ikan, udang, serta kerang. Tambak bisa dikatakan sebagai kolam, namun kolam yang dijadikan tambak harus memenuhi beberapa persyaratan tertentu mulai dari luas, kedalaman air yang digunakan, standar pengelolaan, dan masih banyak lagi lainnya. Perbedaan dari tambak dengan kolam biasa adalah jenis air yang digunakan untuk budidaya di dalamnya. Jika airnya merupakan air tawar, maka hal tersebut akan disebut sebagai kolam biasa. Akan tetapi, jika airnya adalah air laut, maka akan disebut sebagai tambak. Oleh sebab itulah, biasanya tambak ini terletak di daerah yang dekat dengan laut atau dengan pantai. Biasanya, tambak biasanya digunakan untuk budidaya udang windu di daerah pesisir pantai, akan tetapi seiring berjalannya waktu tambak juga digunakan untuk membudidayakan ikan bandeng, ikan nila, ikan kerapu, serta ikan kakap.
Tambak menjadi salah satu usaha yang banyak diminati oleh para pengusaha pemula maupun yang sudah lama berkecimpung dalam dunia wirausaha. Jenis usaha ini bisa menghasilkan keuntungan yang besar dengan modal kecil dan dalam waktu yang tidak terlalu lama jika dikelola dengan baik. Namun, banyak yang gagal dalam mengelola tambak dikarenakan kurangnya ilmu dan pemahaman terhadap pengelolaan tambak yang baik. Pada dasarnya, tambak adalah salah satu jenis habitat yang digunakan sebagai tempat budidaya.
Jenis Jenis Tambak
Dalam memulai merencanakan pembangunan tambak, kita harus mengetahui jenis-jenis tambak yang sesuai dengan kebutuhan usaha kita. Berikut beberapa jenis tambak yang sudah kami rangkum:
Tambak ekstensif adalah jenis tambak tradisional yang hingga kini masih sangat banyak digunakan oleh para petambak. Metode tambak ini dikenal dengan padat tebar isi budidaya yang rendah atau sedikit sehingga tingkat produktivitasnya pun rendah pula. Akan tetapi, jenis ini lebih disukai karena perawatan tambak yang mudah dan tingkat risiko kematian udang yang dibudidayakan semakin kecil.
Tambak Semi Intensif. Tambak yang satu ini adalah jenis yang dianggap paling cocok digunakan di Indonesia. Hasil panen yang akan didapatkan relatif besar dan juga pengelolaan tambak sangat ramah lingkungan karena padat tebarnya yang tidak terlalu padat.
Tambak Intensif. Padat tebar dalam tambak satu ini cukuplah tinggi. Oleh sebab itu, kolam tanah secara langsung biasanya digunakan untuk tambak jenis intensif ini. Karena padat tebarnya yang tinggi, maka tambak ini lebih sulit dikelola dan cenderung menghasilkan limbah yang lumayan banyak.
Tambak Super Intensif. Padat tebar tambak super intensif lebih tinggi daripada tambak intensif. Akibatnya, biaya perawatan dan pengelolaan juga semakin mahal karena asupan oksigen di dalam air lebih banyak dan kedalaman kolam pun pastinya sangat dalam. Akan tetapi, petambak memang akan mendapatkan hasil panen yang lebih besar pula.
Dalam proses perencanaan pembangunan tambak dibutuhkan peta topografi. Peta topografi ini dapat digunakan untuk pembuatan DED (detail engineering design), kemiringan lahan, dan mengetahui arah aliran air. Salah satu metode untuk mendapatkan peta topografi yang sekarang ini sering digunakan yaitu LiDAR (Light Detection of Ranging).
LiDAR (Light Distance And Ranging) adalah metode deteksi objek yang menggunakan prinsip pantulan cahaya laser untuk mengukur jarak objek di permukaan bumi. Sensor LiDAR dibawa oleh wahana Drone. Data yang dihasilkan dari akuisisi data LiDAR yaitu data dalam bentuk point cloud. Point cloud merupakan kumpulan titik yang mewakili bentuk atau fitur tiga dimensi (3D). Setiap titik memiliki koordinat X, Y, dan Z. Ketika terdapat banyak kumpulan point cloud yang disatukan, maka point cloud tersebut akan membentuk suatu permukaan atau objek dalam bentuk 3D. Berikut adalah contoh point cloud yang dihasilkan LiDAR di area tambak:
Gambar 1. Point Cloud 3D LiDAR
Point cloud ini selanjutnya diolah dan akan menghasilkan DTM (Digital Terrain Model), DSM (Digital Surface Model), dan garis kontur.
Selain LiDAR terdapat metode lain yang memanfaatkan drone dan dapat digunakan dalam perencanaan pembangunan tambak, yaitu foto udara. Foto udara dibutuhkan untuk mengetahui lokasi eksisting tambak yang akan digunakan. Dengan bantuan drone, foto udara dapat dijadikan analisis awal untuk merencanakan kawasan tambak secara lebih luas dari mulai irigasi, sampai mekanisme panen. Berikut adalah contoh foto udara di kawasan tambak:
Gambar 2. Foto Udara Overlay Data Kontur
Gambar 3. Contoh Layout Tambak
Secara umum dalam proses perencanaan tambak dibutuhkan teknologi modern agar perencanaan yang dilakukan dapat sesuai dengan kebutuhan. Metode survey yang dilakukan dengan drone, dapat mempermudah para pengusaha tambak untuk dapat menghasilkan data awal yang lebih akurat dengan biaya yang relatif lebih murah. Kebutuhan data mengenai kelerengan dan kondisi awal lahan dibutuhkan agar pembangunan tambak dapat berjalan dengan baik dan tidak menjadi kegagalan di kemudian hari. Yuk berkolaborasi dengan PT KHS. Kami siap berkontribusi!
Hidayat Suryanto Suwoyo. 2017. Persiapan Tambak Untuk Budidaya. Bimbingan Teknologi Budidaya Air Payau Bagi Penyuluh Perikanan Desa Lawallu, Kab Barru. Balai Penelitian Dan Pengembangan Budidaya Air Payau Puslitbang Perikanan
https://www.handalselaras.com/wp-content/uploads/2023/06/Blue-Orange-Digital-Marketing-Facebook-Cover-Poster-Portrait-Banner-Landscape.png34566912adminhandalhttps://www.handalselaras.com/wp-content/uploads/2022/09/KHS-Logo-2-300x126.pngadminhandal2023-06-25 09:27:122024-09-20 18:02:46Peran Drone Dalam Perencanaan Tambak
Indonesia di prediksi akan terjadi fenomena perubahan cuaca ekstrem di tahun 2023. Dalam prediksi Badan Meteorologi Klmatologi dan Geofiisika (BMKG), musim kemarau akan berlangsung kering karena El Nino di Tahun 2023. Fenomena tersebut terjadi karena aliran masa udara bergerak ke Samudera Pasifik. Bagaimana prediksi El Nino di Indonesia? Sektor apa yang paling berdampak? Yuk kita bahas.
El Nino adalah fenomena perubahan iklim secara global yang diakibatkan oleh memanasnya suhu permukaan air laut Pasifik bagian timur. El Nino terjadi pada 2-7 tahun dan bertahan hingga 12-15 bulan. Ciri-ciri terjadi El Nino adalah meningkatnya suhu muka laut di kawasan Pasifik secara berkala dan meningkatnya perbedaan tekanan udara antara Darwin dan Tahiti (Taufiq & Marnita, 2011)
Beberapa faktor penyebab terjadinya El Nino dan La Nina diantaranya anomali suhu yang mencolok di perairan samudera pasifik, melemahnya angin passat (trade winds) di selatan pasifik yang menyebabkan pergerakan angin jauh dari normal, kenaikan daya tampung lapisan atmosfer yang disebabkan oleh pemanasan dari perairan panas dibawahnya. Hal ini terjadi di perairan peru pada saat musim panas, serta adanya perbedaan arus laut di perairan samudera pasifik (Tjasyono, 2002).
Lebih lengkapnya, El Nino adalah peristiwa memanasnya suhu air permukaan laut di pantai barat Peru, Equador (Amerika Selatan) yang mengakibatkan gangguan iklim secara global. Biasanya suhu air permuakaan laut di daerah dingin, karena adanya ”up welling” arus dari dasar laut menuju permukaan. Proses Terjadinya El Nino Indonesia adalah pada saat-saat tertentu air laut yang panas dari perairan Indonesia bergerak ke arah timur menyusuri equator, hingga sampai ke pantai barat Amerika Selatan (Peru-Bolivia). Pada saat yang bersamaan, air laut yang panas dari pantai Amerika Tengah bergerak ke arah selatan, hingga sampai ke pantai barat Peru, Equador. Hal tersebut menyebabkan terjadinya pertemuan antara air laut yang panas dari Indonesia dengan air laut yang panas dari Amerika Tengah di pantai barat Peru-Equador.
Selanjutnya, dengan berkumpulnya massa air laut panas dalam jumlah yang besar dan menempati daerah yang luas. Permukaan air laut yang panas tersebut, kemudian menularkan panasnya pada udara di atasnya, sehingga udara di daerah itu memuai ke atas (konveksi), dan terbentuklah daerah bertekanan rendah, di pantai barat Peru, Equador. Akibatnya angin yang menuju Indonesia hanya membawa sedikit uap air, sehingga terjadilah musim kemarau yang panjang.
Lalu, sektor apa yang sangat rentan dengan fenomena iklim ini?
Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), Global Information and Early Warning System on Food and Agriculture (GIEWS) memprediksi kondisi kering di Indonesia akan berlangsung dari Juni 2023 hingga Januari 2024. Mereka juga memperingatkan Indonesia untuk segera menyusun rencana penanggulangan fenomena El Nino yang akan berdampak besar terhadap sektor pertanian.
Fenomena tersaebut diperparah dengan dengan kemunculan Indian Ocean Dipole (IPD) positif, menghangatnya muka air barat Samudra Hindia, yang diperkirakan muncul sepanjang Juni-September 2023. Kombinasi keduanya berpotensi menurunkan curah hujan secara ekstrem hingga 200 milimeter (mm) per bulan dan dapat berdampak kepada pertumbuhan produksi padi lebih dari minus lima persen.
Fenomena iklim yang mengelilingi kepulauan Indonesia ini menyimpan bahaya laten terhadap resiliensi pertanian ke depan. Kemarau yang berkepanjangan akan mengganggu produksi musim tanam padi pada April-Juli dan menggeser awal musim tanam utama November-Maret.
Hal yang harus diwaspadai petani dari fenomena el nino
Kekeringan: El Nino sering dikaitkan dengan peningkatan suhu permukaan laut dan penurunan curah hujan di beberapa wilayah. Hal ini dapat menyebabkan kekeringan yang berkepanjangan, mengurangi ketersediaan air untuk pertanian. Tanaman membutuhkan air yang cukup untuk tumbuh dengan baik, dan kekurangan air dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan mengurangi hasil panen.
Gangguan Musim Tanam: El Nino dapat mengganggu musim tanam dan mengubah pola cuaca yang biasanya terjadi. Perubahan ini dapat menyebabkan penundaan dalam penanaman tanaman, penurunan luas tanam, atau bahkan kegagalan panen. Petani perlu memperhatikan perubahan cuaca yang terkait dengan El Nino agar dapat menyesuaikan jadwal tanam mereka.
Penyakit dan Hama: El Nino dapat mempengaruhi persebaran penyakit dan hama tanaman. Perubahan kondisi cuaca dapat menciptakan lingkungan yang lebih menguntungkan bagi beberapa penyakit dan hama. Ini dapat menyebabkan penyebaran yang lebih cepat dan lebih luas dari serangan penyakit dan hama, yang dapat merusak tanaman dan mengurangi hasil panen.
Penurunan Kualitas Tanaman: Kondisi cuaca yang ekstrem yang terkait dengan El Nino, seperti suhu yang tinggi dan kekurangan air, dapat menyebabkan penurunan kualitas tanaman. Buah-buahan dan sayuran yang tumbuh dalam kondisi yang tidak ideal cenderung memiliki ukuran yang lebih kecil, rasa yang kurang enak, dan kualitas yang buruk secara keseluruhan.
Ketidakstabilan Pasar: Perubahan dalam produksi pertanian akibat El Nino dapat menyebabkan ketidakstabilan pasar. Jika panen berkurang atau gagal, pasokan dapat berkurang, yang dapat menyebabkan kenaikan harga dan ketidakseimbangan pasokan dan permintaan. Hal ini dapat mempengaruhi petani, pedagang, dan konsumen secara keseluruhan.
Pencegahan yang tepat untuk sektor pertanian
Untuk mengurangi dampak El Nino, penting bagi petani dan pemangku kepentingan dalam sektor pertanian untuk memantau perkembangan cuaca dan mengambil langkah-langkah tindakan pencegahan yang tepat, antara lain:
Pemantauan Cuaca: Penting untuk terus memantau perkembangan cuaca dan memperhatikan peringatan dini terkait El Nino. Dengan memahami perubahan pola cuaca yang terkait dengan El Nino, petani dapat mengatur jadwal penanaman, irigasi, dan pemeliharaan tanaman secara lebih efektif.
Konservasi Air: Mengingat El Nino dapat menyebabkan kekeringan, konservasi air menjadi sangat penting. Petani perlu mengadopsi teknik irigasi yang efisien, seperti tetes air atau irigasi berkebun yang tepat sasaran, untuk menghemat air. Mereka juga dapat mempertimbangkan pengumpulan air hujan atau penggunaan sumber air alternatif jika memungkinkan.
Diversifikasi Tanaman: Pertanian yang lebih beragam dapat membantu mengurangi risiko terhadap gangguan iklim. Petani dapat mempertimbangkan menanam varietas tanaman yang lebih tahan terhadap kondisi kering atau panas. Diversifikasi tanaman juga dapat membantu mengurangi risiko kegagalan panen total jika satu jenis tanaman terpengaruh oleh El Nino.
Manajemen Penyakit dan Hama: El Nino dapat mempengaruhi persebaran penyakit dan hama tanaman. Petani perlu memperhatikan peningkatan risiko serangan penyakit dan hama selama periode El Nino. Langkah-langkah pengendalian yang tepat, seperti penggunaan pestisida yang efektif dan penerapan praktik pertanian yang baik, dapat membantu mengurangi kerugian yang disebabkan oleh serangan tersebut.
Penggunaan Teknologi dan Informasi: Pemanfaatan teknologi pertanian dan informasi cuaca dapat membantu petani dalam mengatasi dampak El Nino. Misalnya, penggunaan sensor tanah untuk mengukur kelembaban tanah, penggunaan aplikasi cuaca untuk memantau perubahan cuaca, atau memanfaatkan sistem peringatan dini dapat membantu petani mengambil langkah-langkah yang tepat dalam menghadapi El Nino.
Dukungan Pemerintah dan Lembaga Terkait: Penting bagi pemerintah dan lembaga terkait untuk memberikan dukungan kepada petani dalam menghadapi dampak El Nino. Ini dapat meliputi penyediaan informasi, bantuan keuangan, pelatihan, atau bantuan teknis dalam pengelolaan pertanian yang berkelanjutan.
Referensi
https://tanamanpangan.pertanian.go.id/detil-konten/iptek/152. Diakses pada 16 Mei 2023.
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20230127145744-199-905682/bmkg-prediksi-el-nino-hampiri-ri-bikin-kemarau-2023-lebih-kering. Diakses pada 16 Mei 2023.
Sani Safitri. 2015. EL NINO, LA NINA Dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Di Indonesia. Jurnal Criksetra Volume 4 No.8. FKIP Universitas Sriwijaya.
https://www.kompas.id/baca/opini/2023/05/15/menjaga-asa-petani-menghadapi-el-nino. Diakses pada 16 Mei 2023.
https://www.handalselaras.com/wp-content/uploads/2023/05/Blue-Orange-Digital-Marketing-Facebook-Cover-Poster-Portrait-Banner-Landscape-2.png34566912adminhandalhttps://www.handalselaras.com/wp-content/uploads/2022/09/KHS-Logo-2-300x126.pngadminhandal2023-05-20 10:54:482023-05-20 10:54:48Pertanian Indonesia Terancam Fenomena El Nino
Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Hak untuk memperoleh pangan merupakan salah satu hak asasi manusia, sebagaimana disebut dalam pasal 27 UUD 1945 dan Undang-undang No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan. Sebagai kebutuhan dasar dan salah satu hak asasi manusia, pangan mempunyai arti dan peran yang sangat penting bagi kehidupan suatu bangsa. Ketersediaan pangan yang kurang dibandingkan kebutuhannya dapat menciptakan ketidakstabilan ekonomi. Berbagai gejolak sosial dan politik dapat juga terjadi jika ketahanan pangan terganggu. Kondisi pangan yang kritis bahkan dapat membahayakan stabilitas ekonomi dan stabilitas Nasional.
Ketahanan pangan mendorong peningkatan ekonomi masyarakat dijelaskan lebih lanjut pada Peraturan Presiden No. 18 Tahun 2020 yang di dalamnya ditekankan bahwa ketahanan pangan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari konteks transformasi struktur perekonomian. Salah satunya terjabarkan pada dokumen kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Anggaran ketahanan pangan pada tahun 2022 yang mencapai Rp76,9 triliun, anggaran tersebut diarahkan untuk (1) peningkatan keterjangkauan dan kecukupan pangan yang beragam, berkualitas, bergizi, dan aman; (2) peningkatan produktivitas, pendapatan petani dan nelayan melalui penguatan kapasitas petani dan nelayan, penguatan akses terhadap input produksi, penyediaan sarana prasarana pertanian dan perikanan, serta mendorong mekanisasi dan penggunaan teknologi; (3) diversifikasi pangan dan kualitas gizi; (4) perbaikan iklim usaha dan daya saing; serta (5) penguatan sistem pangan berkelanjutan (pengembangan food estate).
Indonesia berkomitmen untuk terus mensukseskan program ketahanan pangan tersebut. Istilah food estate juga mulai dikembangkan di Indonesia. Food Estate adalah desain pertanian modern nasional di masa depan yang merupakan konsep pengembangan pangan yang dilakukan secara terintegrasi mencakup pertanian, perkebunan dan peternakan di suatu kawasan yang luas yang terdiri dari beberapa klaster bidang pertanian dan peternakan. Artinya di suatu kawasan yang sangat luas akan dibangun sentra pertanian secara berkesinambungan dan modern karena proses pertanian dan pengolahan hasilnya akan dikelola dengan pola digital farming dan meminimalisir metode pertanian konvensional menggunakan bajak dan cangkul.
Lalu apa harapan dari program ketahanan pangan nasional?
Mengangkat derajat dan ekonomi masyarakat;
Lahirnya petani-petani milenial yang terbuka dan cakap akan bentuk mekanisasi modern;
Penyerapan tenaga kerja secara masif di pedesaan;
Mimpi besar Indonesia di bidang pertanian, peternakan, perkebunan bisa terwujud; dan
Menjadi negara besar pengekspor produk pertanian.
Untuk mensukseskan semua program tersebut dibutuhkan peran antar aktor, baik itu petani sendiri, pemerintah, swasta dll. Saat ini, PT KHS juga telah memberikan kontribusinya terhadap penguatan sektor pangan di Indonesia, yaitu dalam bentuk mendorong mekanisasi modern dan penggunaan teknologi di sektor pertanian dan perkebunan untuk skala yang besar melalui penerapan teknologi drone.
Teknologi drone sendiri bukan lah hal yang baru di dunia pertanian, namun di Indonesia dalam penerapannya masih belum dikatakan masif dan baik, lalu apa saja sebenarnya bentuk/ peran teknologi drone ini, di bawah naungan PT KHS dalam mendorong mekanisasi pertaniaan:
Sebelumnya masuk pada definisi mekanisasi pertanian, mekanisasi sendiri merupakan sebuah proses penggantian dan penggunaan berbagai macam mesin serta beragam sarana teknik yang ditujukan menjadi alat pengganti bagi tenaga manusia maupun hewan. dan Mekanisasi pertanian diartikan sebagai berbagai hal seperti sitem, sarana teknik atau alat yang dapat membantu keberlangsungan proses bisnis pada sektor pertanian itu sendiri, mulai dari persiapan laha, persiapan penanaman, penanaman, perawatan, pasca panen, dan kembali pada persiapan penanaman kembali. semua proses tersebut dapat diperbantukan dengan peran drone. Berikut adalah mekanisasi pertanian yang dapat diperbantukan oleh drone :
Drone berperan untuk memetakan kondisi lahan
Drone dapat memberikan pemetaan lapangan yang akurat dan informasi ketinggian yang memungkinkan petani dapat menemukan masalah di lapangan. Informasi mengenai elevasi lahan berguna untuk menentukan pola drainase dan titik basah/kering yang memungkinkan petani mengetahui teknik penyiraman lebih efisien. Beberapa penyedia layanan drone untuk pertanian juga menawarkan drone dengan inovasi pemantauan tingkat nitrogen di tanah dengan menggunakan sensor. Hal ini dapat meningkatkan pengaplikasian pupuk yang tepat, meminimalisir tempat tumbuh yang buruk dan meningkatkan kesehatan tanah untuk tahun-tahun berikutnya.
Drone juga digunakan untuk memantau kondisi kesehatan tanaman
Drone yang digunakan untuk memantau kesehatan tanaman dilengkapi dengan peralatan pencitraan khusus yang menggunakan informasi warna terperinci untuk menunjukkan kesehatan tanaman, alat tersebut adalah Normalized Difference Vegetation Index (NDVI). Hal ini memudahkan petani untuk memantau tanaman mereka yang sedang dalam proses pertumbuhan, sehingga mereka dapat menangani permasalahan yang ada dengan cepat untuk menyelamatkan tanaman.
Pencitraan satelit memang menawarkan akurasi meter, tetapi pencitraan drone lebih mampu menghasilkan lokasi gambar yang akurat hingga milimeter. Hal ini berarti bahwa setelah adanya proses penanaman, area dengan celah tegakan dapat terlihat dan dapat ditanam kembali sesuai kebutuhan, serta permasalahan penyakit atau hama dapat terdeteksi dengan cepat dapat dengan segera untuk ditindalanjuti oleh petani.
Drone untuk penanaman dan pembibitan
Penyemaian bibit dengan drone otomatis sebagian besar digunakan di industri kehutanan saat ini. Dengan adanya inovasi ini memungkinkan para petani untuk menyemai bibit di daerah yang sangat sulit dijangkau tanpa membahayakan pekerja. Drone juga lebih efesien dalam menanam dan menyemai bibit. Dengan tim yang terdiri dari dua operator dan sepuluh drone mampu menanam 400.000 bibit perhari.
Drone untuk penyiraman tanaman
Drone spraying mulai banyak diaplikasikan karena memiliki banyak keunggulan diantaranya adalah memaksimalkan efisiensi dan menghemat biaya bahan kimia serta menjamin dosis yang disebarkan karena terukur melalui monitoring secara real time yang tercatat secara digital dan ter komputasi dengan baik sehingga memungkinkan untuk dilakukan evaluasi berkala terhadap tanaman dengan data secara akurat, dengan begitu hasil produk tanaman akan berkualitas tinggi.
Drone untuk perencanaan irigasi
Dalam memetakan lahan, drone juga dapat digunakan untuk mengetahui informasi elevasi lahan sehingga memungkinkan petani untuk dapat merencanakan pola irigasi yang sesuai dengan kontur lahan. Hal ini sangat bermanfaat karena petani dapat merencanakan pola irigasi di lahan luas dengan waktu yang cepat dan biaya pemetaan yang rendah.
Referensi:
Kementerian ATR/BPN. Buletin Penataan Ruang. Mei-Juni 2020.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. 2021. Siaran Pers HM.4.6/437/SET.M.EKON.3/11/2021. https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/3496/strategi-menjaga-ketahanan-pangan-nasional-dalam-agenda-pembangunan-nasional. Diakses pada 08 Mei 2023.
2022. Teknologi Drone Dukung Sektor Pertanian Indonesia Go Internasional !!!. https://faperta.umsu.ac.id/2022/01/04/teknologi-drone-dukung-sektor-pertanian-indonesia-go-internasional/. Diakses pada 08 Mei 2023.
Radi-tep. 2019. Mekanisasi. https://alsintan.tp.ugm.ac.id/mekanisasi/. Diakses pada 08 Mei 2023.
https://www.handalselaras.com/wp-content/uploads/2023/05/Blue-Orange-Digital-Marketing-Facebook-Cover-Poster-Portrait-Banner-Landscape-1-1.png34566912adminhandalhttps://www.handalselaras.com/wp-content/uploads/2022/09/KHS-Logo-2-300x126.pngadminhandal2023-05-10 14:09:322023-05-10 14:09:33Mewujudkan Ketahanan Pangan Di Indonesia
Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (karhutla) di Indonesia setiap tahun terus berulang. Kejadian ini tentunya menyebabkan kerusakan lingkungan bahkan kerugian ekonomi. Untuk itu, perlu adanya upaya pencegahan dan penanggulangan karhutla di Indonesia terutama pada kawasan yang sering mengalami kejadian tersebut. Berikut data luas karhutla di Indonesia Tahun 2016-2022:
Melihat trennya sejak 2016-2022, luas karhutla di Indonesia terpantau fluktuatif. Kasus karhutla yang paling parah dalam tujuh tahun terakhir pernah terjadi pada 2019 lantaran membakar 1.649.258 ha. sedangkan kasus karhutla terbesar terjadi pada bulan Agustus dan September 2022, secara berurutan sebesar 51.528 ha dan 49.071 ha. Berdasarkan provinsinya, karhutla paling banyak terjadi di Nusa Tenggara Timur, pada 11 bulan pertama tahun 2023 yang mencapai 70.009 ha. Posisinya diikuti oleh Nusa Tenggara Barat dengan luas karhutla mencapai 30.063 ha. Karhutla seluas 21.713 ha terjadi di Kalimantan Barat. Sementara, luas karhutla di Maluku dan Sumatera Barat masing-masing tercatat sebesar 14.817 ha dan 9.626 ha.
Lalu apa saja penyebab kebakaran hutan? Bencana Kebakaran hutan disebabkan oleh 2 faktor:
Kebakaran yang disebabkan oleh Alam (Musim kemarau panjang, sambaran petir, aktivitas vulkanik, Ground fire)
Kebakaran yang disebabkan oleh Kesengajaan Manusia (pembakaran hutan untuk pembukaan lahan)
Kebakaran hutan berdampak negatif baik terhadap lingkungan maupun terhadap kesehatan manusia. Berikut dampak yang ditimbulkan akibat kebakaran hutan.
Bencana banjir yang melanda terjadi karena hutan mengalami kebakaran dan berakibat pada gundulnya hutan sehingga tidak mampu menyimpan cadangan air saat musim penghujan yang akan menjadi penyebab tanah longsor juga.
Musnahnya flora dan fauna yang hidup di hutan.
Tersebarnya emisi gas karbondioksida ke udara. Asap yang timbul akibat kebakaran hutan dalam skala besar menguap ke lapisan atmosfer dan berpotensi menyebabkan pemanasan global.
Bahan baku industri yang menggunakan kayu atau bahan lain dari hutan akan berkurang jumlahnya karena hutan yang terbakar.
Asap dari pembakaran hutan dapat menyebabkan penyakit seperti ISPA dan membuat jarak pandang menjadi berkurang karena kabut asap.
Kebakaran juga dapat menyebabkan berkurangnya sumber air sehingga kekeringan bisa menjadi bencana yang mengikuti kebakaran hutan.
Lalu bagaimana cara untuk memitigasi kebakaran hutan dan lahan ?
Mitigasi dimaksudkan untuk mencegah terjadinya bencana atau seminimal mungkin dapat mengurangi risiko dari bencana yang bisa terjadi. Salah satu cara yang dapat dilakukan hari ini adalah dengan menerapkan teknologi drone dalam melakukan pencegahan atau mitigasi kebakaran tersebut.
Penggunaan Drone Dalam Mitigasi Kebakaran Hutan
Teknologi drone beberapa waktu belakang digunakan dalam pencegahan dan pengendalian bencana karhutla. Seperti September 2019 lalu, saat terjadi Karhutla di wilayah Sumatera khususnya Riau, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, hingga organisasi nonprofit lokal maupun internasional berupaya menggunakan teknologi drone untuk mempermudah proses mitigasi hingga membantu misi penyelamatan diri.
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk pencegahan dan pengendalian bencana karhutla melalui penggunaan drone. Berikut kami rangkum bentuk pencegahan dan pengendalian bencana Karhutla menggunakan Drone:
Pemetaan wilayah kawasan hutan dan daerah sekitar hutan
Memetakan batas-batas kawasan dan merencanakan penggunaan lahan di sekitar kawasan hutan serta area mitigasi dan penempatan pos-pos pemantau. Data yang dihasilkan oleh drone dapat berupa foto udara atau video. Dengan data tersebut dapat diketahui luasan area kawasan hutan dan kondisinya.
Drone juga dapat dilengkapi dengan berbagai sensor yang memungkinkan untuk melakukan analisis kawasan lebih lanjut. Data yang dihasilkan dapat diguakan untuk analisis tingkat kelembapan tanah, arah angin, kondisi lingkungan lainnya sehingga dapat menjadi informasi awal untuk mitigasi bencana karhutla.
Pemantauan Kawasan Hutan
Drone sebagai teknologi yang dapat memantau kawasan hutan karena dalam pengoperasiannya alat ini dilengkapi oleh sistem Ground Positioning System (GPS) serta memiliki kamera resolusi yang tinggi sehingga gambar yang dihasilkan jernih dan berkualitas tinggi. Dengan menggunakan alat ini dalam pemantauan hutan sehingga dapat memuat data dan fakta yang terjadi di lapangan secara cepat. Penggunaan drone membantu dalam pengecekan kondisi hutan secara cepat dan menyeluruh, bahkan dapat menangkap objek detail di dalam hutan sehingga pemantauan setiap sudut wilayah hutan dapat maksimal.
Kelebihan menggunakan drone sebagai pemantauan kawasan hutan dapat menghemat biaya karena biasanya dalam pemantauan hutan akan membutuhkan banyak personil polisi hutan yang akan diterjunkan untuk pemantauan sehingga biaya dan sumber daya manusia yang digunakan harus berjumlah besar. Oleh karena itu selain menghemat biaya drone juga mempunyai nilai lebih karena efisien dalam mencari informasi sehingga tidak memakan banyak waktu.
Mendeteksi dini kebakaran hutan
Drone dapat memantau kawasan setiap sudut hutan. Beberapa penyebab kebakaran hutan yaitu kemarau yang panjang serta ulah manusia yang sengaja membakar hutan untuk dijadikan lahan pertanian maupun perkebunan. Drone dapat dilengkapi dengan sensor termal sehingga saat kemarau panjang dapat mendeteksi secara dini kawasan yang memiliki anomali suhu. Oleh karena itu, drone dapat menjadi sebuah alternatif untuk mengawasi tindakan tersebut dengan monitoring kawasan hutan sehingga kebakaran dapat dicegah.
Penggunaan drone untuk pengamatan titik api secara real time
Upaya penggunaan drone saat pengemaatan titik api secara real time dilakukan untuk mengetahui persebaran titik api (hot spots). Sebelum Drone digunakan untuk pengamatan ini, pelaporan titik api baru bisa diterima oleh petugas setiap beberapa jam sekali. Drone digunakan untuk meningkatkan efektivitas pemadaman agar segera dilakukan penanganan oleh pasukan TNI dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Drone yang dilengkapi dengan sistem monitoring hot spots berbasis satelit dapat menghasilkan data titik persebaran api akan diteruskan datanya ke Posko Satgas. Keunggulan penggunaan drone saat pengamatan titik api adalah drone dapat secara cepat dikerahkan ke lokasi kebakaran, memberikan data foto dan video secara cepat dengan tingkat akurasi tinggi sehingga petugas dapat memberikan arahan penanganan kebakaran secara tanggap. Data tersebut berupat peta terperinci lokasi kebakaran, ukuran (luasan lahan/hutan yang terbakar), dan mengidentifikasi hambatan atau kondisi berbahaya yang dapat mengganggu jalannya pemadaman kebakaran. Terakhir, dengan penggunaan drone, kawasan yang luas dan tidak dapat dijangkau dengan cepat oleh manusia dapat dijangkau oleh drone sehingga memudahkan pengambilan data secara real time.
Selain yang sudah disebutkan di atas, keunggulan lainnya dari drone adalah dapat digunakan untuk konservasi hutan, satwa maupun tumbuhan yang dilindungi, drone dapat mengawasi kehidupan satwa liar yang rentan akan perburuan liar. Melindungi satwa liar bukan perkara yang mudah, kesulitan yang sering dialami oleh petugas konservasi yaitu mencari data yang akurat, sedangkan dalam beberapa kasus terdapat satwa serta tanaman yang memang sulit untuk ditemukan. Oleh karena itu pemanfaatan drone sebagai pencari informasi yang akurat dapat mempermudah pihak konservasi dalam mendata populasi satwa maupun lokasi tanaman tertentu serta membantu untuk mengontrol jumlah ketersediaan makanan bagi satwa di alam liar.
Melalui tulisan ini kita dapat simpulkan bersama bahwa, penggunaan drone dalam pencegahan dan pengendalian kebakaran sudah terbukti dan sangat efektif serta akurat dalam pengaplikasiannya. Dengan drone, pengambilan data dapat dilakukan dengan mudah dan cepat walau kawasan hutan luas dan sulit dijangkau. Diharapkan penggunaan drone dapat terus dimanfaatkan dan bisa meningkatkan mitigasi bencana karhutla di Indonesia sehingga potensi kebakaran dan penanganan bencana dapat secara cepat dilakukan dan kerugian negara dapat ditekan dari kasus karhutla tersebut.
Sumber:
BPBD Kabupaten Lima Puluh Kota. 2016. Penyebab Kebakaran Hutan dan Cara Penanggulangannya https://bpbd.limapuluhkotakab.go.id/Welcome/lihatBerita/522. Diakses pada 3 Mei 2023
Ridhwan Mustajab. 2022. Indonesia Alami Karhutla Seluas 202.618 Ha hingga November 2022. https://dataindonesia.id/varia/detail/indonesia-alami-karhutla-seluas-202618-ha-hingga-november-2022. Diakses pada 3 Mei 2023
Ridwa Mustajab. 2022. https://dataindonesia.id/varia/detail/indonesia-alami-karhutla-seluas-202618-ha-hingga-november-2022. Diakses pada 3 Mei 2023
Marcin Frackiewic. 2023. https://ts2.space/en/the-best-drones-for-forest-fire-prevention-and-control/. Diakses pada 3 Mei 2023
Lintang Budiyanti. 2020. Menghadapi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) dengan Bantuan Drone. https://blog.docotel.com/menghadapi-kebakaran-hutan-dan-lahan-dengan-drone/. Diakses 3 Mei 2023
Moh. Dwi Bahtiar. 2021. https://wanaswara.com/drone-alat-pemantau-dalam-riset-kehutanan/. Diakses pada 3 Mei 2023
https://www.handalselaras.com/wp-content/uploads/2023/05/Blue-Orange-Digital-Marketing-Facebook-Cover-Poster-Portrait-Banner-Landscape-1.png34566912adminhandalhttps://www.handalselaras.com/wp-content/uploads/2022/09/KHS-Logo-2-300x126.pngadminhandal2023-05-06 10:56:412023-05-06 10:56:42Pemanfaatan Drone Untuk Pemantauan dan Pengendalian Kebakaran Hutan
Saat ini pemanfaatan drone banyak digunakan untuk pemetaan skala besar, karena drone dapat menghasilkan data yang jauh lebih detail dan akurat dengan cara yang lebih cepat dan mudah serta dapat dioperasikan dengan aman dan menjangkau wilayah yang luas. Namun, terdapat beberapa hal penting yang menjadi kelemahan drone, salah satunya adalah cuaca. Drone pada umumnya tidak dapat dioperasikan pada saat hujan. Untuk itu, perlu perencanaan yang baik sebelum menerbangkan drone.
Pemanfaatan teknologi dalam bidang pemetaan fotogrametri semakin berkembang tiap tahunnya. Hal tersebut ditunjukan dengan pemanfaatan UAV dalam melakukan pemetaan untuk wilayah dengan skala kecil atau besar. Pemanfaatan teknologi fotogrametri tersebut diharapkan dapat membantu dalam melakukan akuisisi data dengan mudah, waktu yang lebih cepat, personil lebih sedikit, dan hasil yang lebih akurat.
Teknik pemetaan dengan teknologi fotogrametri kini juga didukung dengan adanya teknik representasi penggambaran (plotting) dari berbagai software, yang pada awalnya hanya bisa mempresentasikan berupa peta tampilan dua dimensi (2D), saat ini berkembang sampai visualisasi tiga dimensi (3D) (Subakti, 2017 dalam Martinus dan Tantrie).
Pemetaan sungai atau Daerah Aliran Sungai (DAS) menjadi salah satu yang dapat dikerjakan oleh drone dan datanya dapat digunakan untuk berbagai hal penting. Tidak hanya untuk mengetahui kondisi di sekitar kawasan sungai dan DAS, namun juga diperlukan untuk mengetahui informasi penting seperti tutupan lahan sekitar. Melalui kegiatan pemetaan sungai, data-data sungai dan DAS dapat diketahui dan dapat dijadikan sebagai langkah awal untuk menentukan kebijakan. Kebijakan tersebut merupakan bentuk perwujudan dari perencanaan, pengelolaan, serta pengawasan kawasan sungai dan DAS.
Sumber: https://forthriverstrust.org/
DAS secara umum didefinisikan sebagai suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungai, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alamiah yang batas daratnya merupakan pemisah topografis dan batas lautnya sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan. Sedangkan sungai adalah alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa jaringan pengaliran air beserta air di dalamnya, mulai dari hulu sampai muara, dengan dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan.
Apa saja output dari pemetaan Sungai & DAS?
Pemetaan DAS
Peta Daerah Aliran Sungai adalah peta yang berisi informasi objek-objek pada sekitar aliran sungai tersebut. Objek tersebut bisa berupa tutupan lahan, pemukiman, dan lain sebagainya. DAS merupakan penyangga dari sungai tersebut. Pemetaan DAS ini bisa dilakukan dengan berbagai cara baik darat maupun udara. Pemetaan dengan darat, lebih lama serta berbiaya relatif lebih mahal. Sedangkan pemetaan dengan foto udara menggunakan pesawat nirawak akan mempercepat proses pengadaan peta DAS. Hasil peta foto dari pesawat nirawak akan diolah menjadi DSM, DTM, maupun tutupan lahan. Hasil tersebut dapat digunakan untuk perencanaan terhadap DAS maupun sungai itu sendiri (baik naturalisasi maupun normalisasi). Perubahan peruntukan kawasan sekitar sungai tentu saja dapat memperkecil lebar sungai. Bahkan jika ada bangunan di bibir sungai, maka aliran sungai akan menjadi terhambat. Dengan menggunakan peta tersebut, maka rencana untuk memperlebar maupun memperbaiki aliran sungai dapat dilakukan dengan lebih baik.
Pemetaan Morfologi Sungai
Pemetaan geomorfologi sungai secara detail membutuhkan akurasi data topografi tinggi untuk mengetahui geometri teras-teras sungai. Menurut Annisa dan Gayatri (2019) Metode yang dapat dilakukan adalah dengan prosedur Structure From Motion menggunakan data fotogrametri. Metode tersebut dapat menghasilkan data DEM beresolusi kurang lebih 0,5 m yang dapat digunakan sebagai peta dasar untuk pemetaan geomorfologi detail sungai.
Peta kedalaman sungai
Pemetaan kedalaman sungai sangat dibutuhkan untuk informasi awal dalam pengerukan sungai. Hasil analisis tersebut digunakan untuk mendapatkan daya tampung sesuai dengan yang diharapkan. Hal yang lebih dulu dilakukan saat pemetaan kedalaman sungai adalah dengan pemetaan menggunakan drone di sepanjang sungai yang akan dilakukan pengukuran kedalamannya. Hal cukup penting karena berkaitan dengan skala atau volume sungai itu sendiri, sehingga bisa diperkirakan berdasarkan aturan teknis yang sudah ada. Dengan menggunakan alat single Beam Echosounder (SBES). SBES merupakan salah satu alat akustik yang dapat dibawa oleh moda transportasi sungai biasa maupun dengan ASV (Autonomous Survey Vessel)/Kapal survei nirawak. dilengkapi dengan positioning RTK (Real Time Kinematik), maka koordinat serta kedalaman dapat diplot menjadi peta kedalaman sungai. Namun output ini diperoleh dengan survei batimetri, bukan menggunakan survei fotogrametri.
Selain 3 output tersebut, masih banyak output yang didapatkan dari kegiataan pemetaan sungai & DAS. Semua output tersebut menjadi salah satu parameter/analisis lanjutan untuk perencanaan, pengelolaan, dan pengendalian sungai dan DAS.
Dari penjabaran beberapa output pemetaan sungai dan DAS di atas, secara umum dapat kita simpulkan bahwa fotogrametri dalam pemetaan sungai dan DAS memiliki peran yang penting. Fotogrametri pada pemetaan DAS, perlu diolah lebih lanjut untuk menghasilkan data DSM, DTM, dan tutupan lahan. Pada geomorfologi sungai, diperlukan data fotogrametri untuk menghasilkan data DEM yang berguna untuk peta dasar. Dengan teknologi drone pemetaan sungai dan DAS yang sulit dikarekan wilayah yang luas dan berbahaya dapat dikerjakan dengan aman dan cepat.
Sumber:
https://data.pu.go.id/dataset/wilayah-sungai. Diakses pada 14 April 2023.
2020. Peta untuk Penataan Sungai dan DAS. https://zonaspasial.com/artikel-geospasial/peta-untuk-penataan-sungai-dan-das/. Diakses pada 14 April 2023.
Martinus Edwin Tjahjadi, Tantrie Djauhari. Modeling 3 Dimensi Sungai Dari Foto Udara. Institut Teknologi Nasional Malang.
Annisa Nurina Adani. Gayatri Indah Marliyana. Pemanfaatan Metode Fotogrametri Dalam Pemetaan Geomorfologi Detail Untuk Memahami Detail Dinamika Teras Sungai Progo, Di Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, D.I.Yogyakarta. Prosiding Seminar Nasional Kebumian. Universitas Gajah Mada.
https://www.handalselaras.com/wp-content/uploads/2023/04/Blue-Orange-Digital-Marketing-Facebook-Cover-Poster-Portrait-Banner-Landscape-1-1.png34566912adminhandalhttps://www.handalselaras.com/wp-content/uploads/2022/09/KHS-Logo-2-300x126.pngadminhandal2023-04-17 15:01:252023-04-17 15:01:26Pemetaan Sungai Dan DAS Menggunakan Drone
Pertanian, perkebunan, dan Kehutanan menjadi sektor penting dalam peningkatan ekonomi dan keseimbangan alam. Sesuai dengan amanat Rencana Jangka Menengah Indonesia Tahun 2020-2024 bahwa untuk memacu pembangunan ekonomi tumbuh lebih tinggi, inklusif, dan berdaya saing diperlukan pengelolaan sumber daya ekonomi yang mencakup pemenuhan pangan dan pertanian serta kehutanan.
Dalam mewujudkan rencana pembangunan tersebut, dibutuhkan pengelolaan pertanian, perkebunan, dan kehutanan yang berkelanjutan. Tidak hanya mengandalkan lahan yang luas, namun diperlukan efektivitas dalam proses pengelolaannya.
Pemanfaatan teknologi drone menjadi salah satu solusi untuk keberlanjutan sektor pertanian, perkebunan, dan kehutanan. Drone adalah teknologi terbarukan dalam penyemprotan tanaman. Saat ini, pemanfaatan drone di dunia pertanian, perkebunan, dan kehutanan menjadi sangat diminati. Selain mempermudah penyemprotan pupuk, pestisida, dan herbisida drone dapat meminimalkan biaya perawatan tanaman (cost reduction).
Keunggulan Drone Spraying
Terdapat banyak keunggulan yang diperoleh apabila memilih menggunakan drone untuk proses penyemprotan tanaman. Berikut ini kami rangkum beberapa keunggulan dari penggunaan drone spraying:
Penyemprotan akan lebih merata dengan menggunakan drone yang sangat praktis. Penyemprotan akan lebih merata mengikuti kontur lahan dan dapat mengoptimalkan penggunaan pupuk, pestisida, dan herbisida karena drone secara otomatis dapat terbang secara konstan di atas tanaman serta mencatat posisi awal dan akhir secara real-time.
Cost Reduction, drone spraying dapat memangkas biaya perawatan tanaman karena hanya dengan menggunakan drone penyemprotan pupuk, pestisida, dan herbisida dapat dilakukan lebih efektif dan efisien.
Efisiensi waktu, dapat menyelesaikan penyemprotan tanaman di lahan 20 Ha/Ha.
Mencegah ancaman kesehatan untuk para petani, seperti yang sudah kita ketahui bahwa pestisida dan herbisida menggunakan bahan kimia yang tidak baik untuk para petani.
Jasa Drone Spraying Kreasi Handal Selaras
Kreasi Handal Selaras adalah salah satu penggagas jasa drone spraying di Indonesia. Penyemprotan menggunakan drone berguna untuk industri pertanian, perkebunan dan kehutanan. Penyemprotan tanaman dengan drone menggantikan cara penyemprotan manual agar petani terhindar dari serangan racun dan panas akibat penyemprotan pestisida cair, pupuk dan herbisida. Drone spraying memiliki kendali jarak jauh yang ergonomis dan inovatif, yang dapat dengan mudah dikendalikan di area manapun dan tidak akan merusak tanaman.
Kreasi Handal Selaras saat ini memiliki 2 jenis drone yaitu drone DJI T16 dan DJI T30, yang beroperasi di wilayah Riau, Jambi dan Palembang. Setiap drone mampu menguasai 350 hektar lahan per bulan. Dengan capaian tersebut, bisnis drone spraying saat ini cukup menjanjikan. Berikut 2 jenis drone dan keunggulannya:
DJI Agras T16
Agras T16 memiliki perangkat keras yang kuat, mesin AI, dan perencanaan operasi 3D, T16 dapat melakukan penyemprotan tanaman lebih mudah dan praktis. Keunggulan penggunaan Drone DJI Agras T16:
Mengoptimalkan penggunaan secara lebih merata dan akurat, dengan teknologi Spray nozzles.
Terdapat 3 mode penerbangan yaitu: mode penerbangan Smart mode, Manual Plus Mode dan Manual mode.
Kapasitas tangki 16 l dengan berat 10 kg
Terbang dengan ketinggian konstan di atas tanaman, sehingga jumlah cairan diterapkan optimal.
Intelligent Memory, DJI Agras T16 secara otomatis mencatat posisi sebelumnya dan saat ini.
(VIDEO)
DJI Agras T30
Memiliki real time kinematic untuk akurasi penerbangannya
Dapat mencakup 18 hektar area semprot per jamnya
Kapasitas tangki lebih besar 30 l dengan berat 16 kg sangat cocok untuk pertanian, perkebunan, dan hutan tanaman industri yang luas.
Dapat secara otomatis mengikuti kontur lahan yang beragam
Jangkauan lebar semprotan sangat luas sekitar 7 – 9 meter sehingga penyemprotan akan lebih cepat.
Penutup
Teknologi Drone Spraying menjadi solusi terbaik untuk membantu pengelolaan tanaman lebih efektif dan efisien. Dengan drone spraying, pekerjaan tidak hanya lebih cepat dan hemat namun menjamin kesehatan petani dari bahan kimia.
KHS dapat memenuhi kebutuhan spraying perusahaan anda. Dengan dibekali pilot berpengalaman dan teknologi drone terbaru, membuat pekerjaan lebih cepat dengan hasil yang maksimal. Silahkan hubungi kontak person kami untuk bertanya terkait jasa drone spraying kami. Yuk bermitra dengan kami!!!
https://www.handalselaras.com/wp-content/uploads/2023/04/Blue-Orange-Digital-Marketing-Facebook-Cover-Poster-Portrait-Banner-Landscape-2.png34566912adminhandalhttps://www.handalselaras.com/wp-content/uploads/2022/09/KHS-Logo-2-300x126.pngadminhandal2023-04-17 08:30:312023-04-17 08:30:31Drone Spraying Untuk Keberlanjutan Alam Indonesia
Pembangunan infrastruktur jalan yang ada di Indonesia akhir-akhir ini semakin banyak dilakukan karena masalah kemacetan dan kebutuhan akan peningkatan ekonomi yang semakin meningkat. Makin tinggi arus lalu lintas, semakin besar dimensi yang diperlukan. (Koloway 2009 dalam Dhia Kamal Irfan dkk 2020) Dengan adanya pengembangan dan pembangunan jalan secara terus-menerus, diperlukan pengawasan jalan untuk memastikan kondisi jalan tetap dalam keadaan baik.
Pengawasan jalan merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan untuk mewujudkan tertib pengaturan, pembinaan, dan pembangunan jalan sesuai dengan Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan. Pengawasan Jalan harus dilakukan secara teratur untuk memastikan bahwa kondisi jalan tetap terjaga, sehingga dapat meminimalkan risiko terjadinya kecelakaan, kemacetan serta melakukan pengawasan dan perbaikan kondisi jalan yang sudah rusak.
Pengawasan jalan dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik secara manual, survei langsung ke lapangan, maupun menggunakan berbagai teknologi masa kini. Seperti yang telah dilakukan oleh Polisi Daerah Jawa Tengah seperti yang Dilansir dari kontan.co.id, beberapa waktu lalu mereka telah melakukan uji coba tilang menggunakan teknologi drone. Adapun manfaat lainnya dari penggunaan teknologi drone yang berkaitan dengan pengawasan jalan adalah sebagai berikut:
Pengawasan Titik Kemacetan
Drone dapat lebih efektif dalam pengawasan lalu lintas yang dapat menjangkau wilayah lebih luas. Pengawasan lalu lintas biasanya dilakukan dengan menggunakan kamera statis yang ditempatkan di sudut jalan dan kamera ponsel yang dioperasikan oleh anggota secara mobile. Saat ini penggunaan drone menjadi salah satu alternatif pengawasan lalu lintas. Metodenya adalah dengan menyebar beberapa drone di titik-titik kemacetan sehingga petugas penanganan akan langsung dikerahkan ke titik macet tersebut.
Tilang Elektronik
Saat ini kepolisian dalam melakukan kegiatan tilang elektronik telah melakukan uji coba penggunaan teknologi drone. Penggunaan drone ini memiliki sejumlah kelebihan yaitu 1. Memantau jenis pelanggaran orang yang melawan arus lalu lintas. Pada pelanggaran ini, drone bisa melihat lebih jelas pelanggaran yang terjadi karena memantau secara keseluruhan dari ketinggian yang cukup untuk melihat satu kawasan. 2. Pelanggaran terkait penggunaan sabuk pengaman (seat belt) Karena kamera drone dapat menangkap dengan jelas pelanggar yang tidak mengenakan seatbelt. Selain itu penggunaan drone untuk pengawasan pelanggaran lalu lintas ini juga memiliki keunggulan terkait jarak pantaunya. Di mana jarak pantau drone bisa mencapai 1 kilometer.
Perawatan Jalan
Pada proses perawatan jalan, drone dapat membantu menghasilkan data foto udara, di mana secara lebih jelas dapat diketahui data titik kerusakan jalan dan tingkat kerusakan jalannya. Dengan menggunakan drone, pengambilan keputusan akan jauh lebih cepat, dan penanganannya dapat segera ditindaklanjuti.
Evaluasi Geometri Jalan
Berdasarkan penelitian Evaluasi Geometri Jalan Menggunakan UAV Dengan Aplikasi Agisoft Photoscanner Pada Jalan Meranti Kampus IPB Dramaga yang dilakukan oleh Dhia Kamal Irfan. dkk. tahun 2020, dengan penggunaan drone, pekerjaan evaluasi geometri jalan dapat dilakukan. Caranya adalah dengan pemanfaatan data foto udara, lebar jalan, dan koordinat serta elevasi dari titik kontrol tanah (Ground Control Point). Dengan informasi data DEM (Digital Elevation Model) dari LiDAR tersebut akan dicari perbedaan kesamaan elevasinya dengan kondisi eksisting jalan.
Dengan perkembangan teknologi saat ini, semua industri mulai mengembangkan penggunaan teknologi-teknologi terbaru untuk membuat pekerjaan lebih efektif dan efisien. Pengawasan jalan menggunakan teknologi drone, dapat membuat pekerjaan lebih cepat selesai dengan hasil data yang jauh lebih akurat.
Sumber:
Dhia Kamal Irfan. dkk. 2020. Evaluasi Geometri Jalan Menggunakan UAV Dengan Aplikasi Agisoft Photoscanner Pada Jalan Meranti Kampus IPB Dramaga. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor. Vol. 05 No. 02, Agustus 2020. DOI: 10.29244/jsil.5.2.101-114
Muhammad Fadli. 2023. Uji Coba Tilang Elektronik Pakai Drone: 10 Menit Jaring 9 Pengendara. https://www.asumsi.co/post/76778/uji-coba-tilang-elektronik-pakai-drone-10-menit-jaring-9-pengendara/.
Barratut Taqiyyah Rafie. 2022. Ini Jenis Pelanggaran Tilang yang Dipantau dengan Drone, Pengemudi Harus Tahu. https://regional.kontan.co.id/news/ini-jenis-pelanggaran-tilang-yang-dipantau-dengan-drone-pengemudi-harus-tahu. Diakses 10 April 2022.
https://www.handalselaras.com/wp-content/uploads/2023/04/Blue-Orange-Digital-Marketing-Facebook-Cover-Poster-Portrait-Banner-Landscape-1.png34566912adminhandalhttps://www.handalselaras.com/wp-content/uploads/2022/09/KHS-Logo-2-300x126.pngadminhandal2023-04-11 07:49:592023-04-11 13:46:31Penggunaan Drone Dalam Pengawasan Jalan
Istilah AI (Artificial Intelligent) yang dikemukakan oleh Standford Computer Sains merupakan ilmu dan rekayasa pembulatan mesin cerdas, melibatkan mekanisme untuk menjalankan suatu tugas menggunakan komputer. AI merupakan teknologi yang memungkinkan sistem komputer, perangkat lunak, program, dan robot untuk “berpikir” secara cerdas layaknya manusia. Kecerdasan buatan tersebut dibuat melalui algoritma pemrograman yang kompleks.
Artificial intelligent bekerja sesuai dengan algoritma pemrograman pada sistem komputer yang diberikan dalam proses pembuatannya. Algoritma pemrograman menjadi kerangka berpikir dari artificial intelligent dalam memproses berbagai jenis data. Algoritma tersebut memerlukan data yang banyak dan kuat agar dapat membedakan pola yang berguna. Dengan banyaknya data dan algoritma yang kompleks, mesin seakan-akan dapat berpikir sendiri, membuat keputusan, belajar, dan dapat juga beradaptasi layaknya manusia.
Pemanfaatan AI menjadi semakin popular belakangan ini. Tidak hanya di bidang keilmuan, namun AI terus dimanfaatkan untuk berbagai industri. Salah satunya adalah industri pemetaan. Pemerintah percaya bahwa pemanfaatan AI untuk bidang pemetaan dapat membantu pemangku kepentingan seperti regulator, pemerintah, hingga pelaku industri untuk proses perencanaan pembangunan, perumusan kebijakan, hingga pengambilan keputusan. Teknologi tersebut adalah GeoAI.
Teknologi geospatial artificial intelligence (GeoAI) saat ini terus dimanfaatkan oleh para praktisi industri untuk mendukung program Indonesia 4.0, terutama dalam hal memetakan lokasi atau wilayah daerah. Upaya pemanfaatan ini pun dilakukan untuk menghadirkan solusi berbasis data lokasi dan kecerdasan buatan (AI) atau disebut dengan geospatial artificial intelligence (GeoAI) untuk pemecahan permasalahan dengan menggunakan sistem informasi geografis yang digabungkan dengan AI, machine learning dan deep learning.
GeoAI merupakan kombinasi dari metode spatial science seperti geographic information systems (GIS), AI, data mining, dan high-performance computing untuk pengambilan keputusan yang akurat. Dengan GeoAI, eksekusi kebijakan/keputusan bisnis pun bisa dilakukan tepat sasaran karena menggunakan parameter dan data yang cukup valid serta terintegrasi.
Dengan adanya GeoAI ini dapat menjawab tantangan percepatan penyediaan peta dasar skala besar sebagai infrastruktur utama dalam proses perencanaan pembangunan. Dasar ini kemudian dapat dijadikan sebagai acuan bagi institusi atau organisasi lain untuk membuat peta tematik sesuai kebutuhan masing-masing. Tantangannya, diperlukan teknologi dan metode yang ekonomis, cepat, akurat, dan berkualitas, AI merupakan solusi dari tantangan tersebut.
Di Indonesia, GeoAI telah diterapkan dalam berbagai bidang, termasuk:
Pemetaan Kawasan Permukiman – GeoAI dapat digunakan untuk pemetaan kawasan permukiman yang akurat dan efisien. Contohnya adalah pada proyek pengembangan pusat kota Jakarta Smart City, yang menggunakan GeoAI untuk memetakan kawasan permukiman dengan data satelit dan drone. “Jakarta Satu memanfaatkan teknologi geospasial mutakhir seperti pemetaan menggunakan metode GeoAI atau visualisasi dalam bentuk 3 Dimensi. Informasi Rencana Kota (IRK) di Jakarta Satu dapat di akses secara digital untuk mendapat informasi tentang rencana kota. Informasinya akurat karena telah terintegrasi dengan BPN.” Sumber: Sindonews.com.
Gambar Portal Jakarta Satu Yang Memanfaatkan GeoAI
Identifikasi Risiko Bencana – GeoAI dapat digunakan untuk mengidentifikasi daerah-daerah yang berpotensi terkena bencana seperti banjir, longsor, dan gempa bumi. Kementerian PUPR melakukan monitoring dengan memanfaatkan GeoAI sebagai langkah untuk menentukan titik-titik lokasi dan bangunan yang mengalami kerusakan parah sehingga ada skala prioritas untuk diberikan bantuan secara langsung. Sumber: mediaindonesia.com
Pemetaan Lahan Pertanian – GeoAI dapat digunakan untuk pemetaan lahan pertanian dan identifikasi daerah yang potensial untuk pengembangan pertanian. Contohnya adalah program Pengembangan Pertanian Berkelanjutan Berbasis Agribisnis dan Teknologi (SMART Agriculture). Inovasi tersebut merupakan teknologi alat pertanian yang menggunakan tenaga listrik dan memanfaatkan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). “Smart farming melibatkan berbagai macam disipiln ilmu, mulai dari IT, elektro, internet of things (IoT), dan sebagainya, untuk pertanian yang lebih cerdas, sehingga semua bisa diautomasikan,” Marsudi pada Webinar Ruang Pembelajar, Trending Inovasi Pangan dan Energi, yang diselenggarakan Lembaga Pelatihan Kompetensi Teknik dan Manajemen Industri, Sabtu (25/3). Tren inovasi selanjutnya adalah precision farming, misalnya memanfaatkan drone untuk menyebarkan pupuk dan air, sehingga efisien dan tidak boros. Sumber: BRIN
Pemantauan Aset Infrastruktur Jalan – Prayogi Setyo Pratomo, Kepala Departemen Lalu Lintas dan Sekuriti, Astra Tol Cipali mengatakan “Dalam upaya memodernisasi manajemen aset infrastruktur jalan raya nasional, penggunaan CCVT, IoT, machine learning dan perangkat lunak ArcGIS dapat memberikan visualisasi untuk mengevaluasi kondisi trotoar, jembatan, fitur jalan sekaligus memantau perencanaan, pemeliharaan, operasi dan investasi.” Sumber: mediaindonesia.com
Masih banyak beberapa contoh penerapan GeoAI di Indonesia, seperti: pemantauan kesehatan tanaman kelapa sawit, pemodelan hidrologi, perencanaan pemasaran, pemilihan lokasi, optimalisasi harga, pemilihan produk, dll. Dengan penerapan GeoAI dalam berbagai bidang, Indonesia dapat memanfaatkan teknologi ini untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya dan memudahkan pekerjaan pemetaan.
Contoh Ilustrasi Pemanfaatan GeoAI dan LiDAR Untuk Pemodelan Sistem Hidrologi dan Fluvial Terpadu
Sumber: Scholarly Community Encyclopedia
GeoAI merupakan teknologi canggih yang dapat menjawab tantangan pemetaan di masa depan. GeoAI dapat menjadi teknologi yang membantu pemetaan digital secara lebih cepat dan efektif, menghadirkan data yang diperlukan untuk mengambil keputusan berbasis data, serta menghadirkan solusi yang diperlukan.
Sumber:
Apa itu Kecerdasan Buatan?. https://aws.amazon.com/id/machine-learning/what-is-ai/. Diakses pada 30 Maret 2023.
Silmi Nurul Utami. 2021. Artificial Intelligence (AI): Pengertian, Perkembangan, Cara Kerja, dan Dampaknya. https://www.kompas.com/skola/read/2021/07/05/121323869/artificial-intelligence-ai-pengertian-perkembangan-cara-kerja-dan?page=all. Diakses pada 30 Maret 2023.
Arundati Swastika Waranggani. 2022. Teknologi GeoAI Jadi Solusi untuk Tantangan Pemetaan Wilayah Indonesia Secara Digital. https://www.cloudcomputing.id/berita/geoai-jadi-solusi-pemetaan-secara-digital. Diakses pada 30 Maret 2023.
Abdul Muslim. 2022. GeoAI Perlu Dioptimalkan untuk Peta Besar bagi Institusi dan Industri. https://investor.id/it-and-telecommunication/315589/geoai-perlu-dioptimalkan-untuk-peta-besar-bagi-institusi-dan-industri. Diakses pada 30 Maret 2023.
BRIN. Smart Farming, Inovasi untuk Pertanian yang Memanfaatkan Kecerdasan Buatan. https://www.brin.go.id/news/112097/smart-farming-inovasi-untuk-pertanian-yang-memanfaatkan-kecerdasan-buatan. Diakses pada 30 Maret 2023.
Teknologi GeoAI Bantu Pemerintah Identifikasi Skala Prioritas Gempa Cianjur. https://mediaindonesia.com/teknologi/543417/teknologi-geoai-bantu-pemerintah-identifikasi-skala-prioritas-gempa-cianjur. Diakses pada 30 Maret 2023.
Menuju Indonesia 4.0, GeoAI Summit tawarkan teknologi geospasial berbasis kecerdasan buatan (AI).https://esriindonesia.co.id/id/news/menuju-indonesia-40-geoai-summit-tawarkan-teknologi-geospasial-berbasis-kecerdasan-buatan-ai. Diakses pada 30 Maret 2023.
Scholarly Community Encyclopedia. GeoAI in Integrated Hydrological and Fluvial Systems Modeling. https://encyclopedia.pub/entry/25404. Diakses pada 30 Maret 2023.
Danang Arradian. 2021. Mengenal Teknologi di Balik Jakarta Satu, Program Smart City Pemprov DKI Jakarta. https://tekno.sindonews.com/read/607585/207/mengenal-teknologi-di-balik-jakarta-satu-program-smart-city-pemprov-dki-jakarta-1637647863?showpage=all. Diakses pada 30 Maret 2023.
Henri Siagian. 2022. Masif, Penggunaan Kecerdasaran Buatan AI untuk Bidang-Bidang Ini. https://mediaindonesia.com/teknologi/542754/masif-penggunaan-kecerdasaran-buatan-ai-untuk-bidang-bidang-ini. Diakses pada 30 Maret 2023.
https://www.handalselaras.com/wp-content/uploads/2023/03/Blue-Orange-Digital-Marketing-Facebook-Cover-Poster-Portrait-Banner-Landscape-3.png34566912adminhandalhttps://www.handalselaras.com/wp-content/uploads/2022/09/KHS-Logo-2-300x126.pngadminhandal2023-03-31 09:52:342023-03-31 09:52:35Geo AI “Solusi Pemetaan Di Masa Depan”
Oleh: Arszandi Pratama, S.T., M.Sc., Akhmad Abrar A.H. S.T., Dandy Muhamad Fadilah, S.T., dan Warid Zul Ilmi, S.P.W.K.
Peran UAV Dalam Persiapan Penyelenggaran Event Olahraga
Indonesia mempunyai kesempatan emas untuk menunjukkan kualitas sepak bola dan keindahan kota karena terpilih menjadi tuan rumah pada Piala Dunia U-20 2023. Indonesia, yang terpilih sebagai tuan rumah laga bergengsi dunia tersebut, tengah mempersiapkan diri menggelar pertandingan sepak bola yang akan diikuti puluhan negara di bawah Federation Internationale de Football Association (FIFA).
Piala Dunia U-20 FIFA 2023 adalah edisi ke-23 turnamen Piala Dunia U-20 FIFA. Turnamen ini akan diselenggarakan di Indonesia pada tanggal 20 Mei hingga 11 Juni 2023. Untuk kali pertama Indonesia menjadi tuan rumah dan juga merupakan Piala Dunia U-20 kedua yang diselenggarakan di Asia Tenggara setelah di Malaysia tahun 1997, serta menjadi yang pertama sejak terakhir kali negara Asia Tenggara yaitu Thailand menjadi tuan rumah Piala Dunia Futsal FIFA 2012.
Pemerintah Indonesia kemudian melakukan persiapan-persiapan terutama mempersiapkan tempat pertandingan untuk memastikan kelayakan stadion-stadion yang akan diberlangsungkan laga pertandingan kelas dunia tersebut. Beberapa stadion di Indonesia yang telah disiapkan antara lain Stadion Jakabaring di Palembang, Stadion Utama Gelora Bung Karno di Jakarta, Stadion Si Jalak Harupat di Bandung, Stadion Gelora Bung Tomo di Surabaya, Stadion Kapten I Wayan Dipta di Gianyar Bali, dan Stadion Manahan di Solo, Jawa Tengah yang sudah mengalami renovasi dan memenuhi standar FIFA untuk menggelar pertandingan internasional.
Berbagai Persyaratan Menjadi Tuan Rumah Pertandingan Piala Dunia
Beberapa hal prasyarat harus dapat dipersiapkan oleh Indonesia untuk menjadi tuan rumah piala dunia, beberapa komponen teknis penilaian yang disyaratkan oleh FIFA, adalah:
1. Infrastruktur:
Stadion
Fasilitas tim dan wasit
Akomodasi
Transportasi dan mobilitas, termasuk bandara
Teknologi informasi serta usulan lokasi untuk dijadikan International Broadcasting Centre (IBC)
Usulan lokasi untuk menyelenggarakan FIFA Fan Fest dll
2. Komersial:
Perhitungan biaya penyelenggaraan turnamen
Perhitungan pendapatan dari penjualan paket serta paket hospitality
Perhitungan pendapatan dari penjualan hak media dan pemasaran dll
Adapun dalam memenuhi berbagai persiapan dan syarat yang harus dilakukan untuk menyelenggarakan event tersebut tidak lepas dari penggunaan teknologi tepat guna seperti UAV (Unmanned Aerial Vehicle) yaitu pesawat tanpa awak. Beberapa peran UAV dalam penyelenggaraan event tersebut sebagai berikut :
Peran UAV Dalam Penyelenggaraan Event Olahraga
Persiapan
Untuk dapat memenuhi syarat menjadi tuan rumah event olahraga, dibutuhkan gambaran kondisi eksisting dari seluruh infrastruktur yang akan digunakan. Teknologi Drone dapat melakukan pemetaan foto udara yang dapat digunakan untuk mengetahui kondisi eksisting infrastruktur stadion terkini, sebagai salah satu media yang mudah untuk diamati secara langsung, sebagai dasar dari evaluasi infrastruktur dan perencanaan kedepan untuk melengkapi berbagai kebutuhan seperti sirkulasi keluar masuk orang, penempatan fasilitas umum dsb. Hal tersebut juga sangat penting dilakukan untuk mengetahui kondisi infrastruktur apakah masih sangat layak digunakan atau terdapat beberapa hal yang harus segera diperbaiki. Manfaat drone lainnya adalah dapat menjadi dasar dari pembuatan denah acara yang memetakan mulai dari stadion utama, pilihan transportasi yang bisa diakses, tempat penginapan dari bandara atau stasiun terdekat. Selain itu, untuk peta rekomendasi tempat yang menarik yang bisa dikunjungi sebelum atau setelah menyaksikan pertandingan piala dunia nantinya.
Pengamanan (Security)
Pada saat penyelenggaraan G-20, TNI menggunakan drone atau pesawat nirawak untuk melakukan pengamanan dan pemantauan rute, dalam pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada 15-16 November di Bali. Melalui pengalaman tersebut, Drone akan sangat membantu untuk menjaga keamanan acara piala dunia U20 nanti. Penggunaan drone dapat merekam secara aktual keadaan di stadion/ rute-rute prioritas menuju stadion dan titik-titik keramaian yang berpotensi menimbulkan masalah. Hal ini dilakukan untuk dapat mengawasi dengan baik dan menjaga kestabilan saat acara berlangsung. Pengaplikasian drone dalam sektor keamanan ini bisa jauh lebih efektif karena tidak memerlukan pergerakan manusia, cukup berkeliling dengan drone. Drone juga dapat menghasilkan foto dan video kejadian apabila dibutuhkan sebagai laporan atau bukti jika terjadi keributan atau kegaduhan untuk bisa segera ditindak lanjuti.
Stadion dapat terbakar karena suhu panas yang ekstrem menyebabkan beberapa bahan yang digunakan dalam konstruksi stadion menjadi lebih rentan terhadap kebakaran. Selain itu, jika terdapat sumber api seperti rokok atau kembang api di sekitar stadion, suhu panas juga dapat memperburuk situasi dan memicu terjadinya kebakaran. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengambil tindakan pencegahan dan memperhatikan faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kebakaran di lingkungan stadion. Drone dengan sensor termal dapat secara efektif mendeteksi terjadinya anomali suhu di stadion.
Dokumentasi
Tidak hanya pemetaan pada saat perencanaan dan pengawasan secara aktual di lapangan untuk pengamanan, drone juga dapat dimanfaatkan menjadi alat bantu untuk dokumentasi. Beberapa konser yang telah dilakukan sudah sangat familiar untuk menggunakan drone sebagai alat yang digunakan dalam mendokumentasikan acara-acara penting. Salah satu fitur Drone adalah dapat meng-capture gambar dari sudut yang sangat sulit sekalipun. Sehingga, drone dapat mendokumentasikan beberapa momen yang tidak bisa ditangkap oleh kamera pada umumnya, baik dalam bentuk foto maupun video.
Dengan demikian, pemanfaatan drone saat ini tidak hanya terbatas pada industri berat saja seperti pemetaan proyek pembangunan, jasa penyemprotan tanaman industri, dan lain sebagainya. Saat ini drone sudah mampu dimanfaatkan untuk penyelenggaran event-event yang bersifat entertainment. Salah satunya adalah event olahraga yaitu Piala Dunia U20 yang akan diselenggarakan di Indonesia. Kita semua berharap agar penyelenggaraan ajang Piala Dunia U20 nanti akan berjalan lancar.
Referensi:
Krisna Wicaksono. 2022. Drone Ikut Amankan Jalannya KTT G20 Bali https://www.viva.co.id/digital/digilife/1534780-drone-ikut-amankan-jalannya-ktt-g20-bali. Diakses pada 24 Maret 2023.
Rully Fauzi. 2023. Jadi Salah Satu Kota Tuan Rumah, Solo Garansi Keamanan Piala Dunia U-20 2023. https://www.suara.com/bola/2023/03/20/133711/jadi-salah-satu-kota-tuan-rumah-solo-garansi-keamanan-piala-dunia-u-20-2023. Diakses pada 24 Maret 2023.
Harsya, Agung. 2017. Daftar Syarat Calon Tuan Rumah Piala Dunia 2026. https://www.goal.com/id/berita/daftar-syarat-calon-tuan-rumah-piala-dunia-2026/3wn5oyzrysmr1ex25odbdt4rr. Diakses pada 24 Maret 2023.
https://www.handalselaras.com/wp-content/uploads/2023/03/Blue-Orange-Digital-Marketing-Facebook-Cover-Poster-Portrait-Banner-Landscape-2.png34566912adminhandalhttps://www.handalselaras.com/wp-content/uploads/2022/09/KHS-Logo-2-300x126.pngadminhandal2023-03-27 11:09:162023-03-27 12:40:08Peran UAV Dalam Persiapan Penyelenggaran Event Olahraga
Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar yaitu sekitar 13,28 persen pada tahun 2021 atau merupakan urutan kedua setelah sektor Industri Pengolahan. Pada waktu krisis ekonomi, sektor pertanian merupakan sektor yang cukup kuat menghadapi goncangan ekonomi dan dapat diandalkan dalam pemulihan perekonomian nasional.
Tebu (Saccharum officinarum Linn) adalah tanaman untuk bahan baku gula. Tebu hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Tanaman ini termasuk jenis rumput-rumputan dan umur tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen, mencapai kurang lebih 1 tahun. Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di pulau Jawa dan Sumatera sebagai bahan pokok dalam pembuatan gula. Maka budidaya tebu sangat penting untuk keberlanjutan industri gula di Indonesia.
Industri gula saat ini menghadapi tantangan berat. Dengan tantangan membanjirnya gula impor, produksi gula di Indonesia cenderung mengalami fluktuasi dari tahun 2017 sampai dengan 2021. Pada tahun 2018 produksi gula sebesar 2,17 juta ton menurun sebesar 19,25 ribu ton (0,88 persen) dibandingkan tahun 2017. Sedangkan pada tahun 2019 produksi gula sebesar 2,23 juta ton meningkat sebesar 55,32 ribu ton (2,55 persen) dibandingkan tahun 2018. Sementara itu, pada tahun 2020 produksi gula sebesar 2,12 juta ton menurun sebesar 103,65 ribu ton (4,65 persen) dibandingkan tahun 2019. Kemudian pada tahun 2021 kembali mengalami peningkatan sebesar 224,93 ribu ton (10,60 persen) menjadi 2,35 juta ton.
Produksi Gula Indonesia (Juta Ton), 2017-2021
Sumber: BPS, 2021.
Tahapan utama dalam operasional perkebunan tebu adalah persiapan lahan. Dalam proses persiapan lahan, diperlukan beberapa data seperti: sumber irigasi (sungai, pompa dalam, pompa permukaan, tadah hujan), drainase kebun, topografi lahan dan kemiringan lahan, kesuburan tanah (tanah gembur, liat, berbatu, berpasir), tipologi tanah (jenis tanah, pengairan dan drainase). prasarana jalan (angkutan bibit, pupuk dan tebangan), dan verifikasi kepemilikan lahan.
Teknologi mekanisasi yang dapat membantu kegiatan persiapan lahan menjadi lebih cepat dan akurat adalah Drone. Dengan drone, survei dapat dilakukan lebih cepat di lahan yang luas. Pemanfaatan foto udara dalam persiapan lahan dapat dimanfaatkan untuk menganalisis kondisi kebun eksisting. Selanjutnya dengan dibantu oleh sensor LiDAR, petani juga bisa mendapatkan data ketinggian lahan/ kemiringan lahan yang berfungsi untuk perencanaan zonasi kebun, atau perencanaan irigasi dan drainase.
Dalam proses peningkatan produksi tebu, selain memahami operasional perkebunan tebu juga penting sekali untuk mengerti bagaimana fase pertumbuhan tebu. Fase Pertumbuhan tanaman tebu adalah (Kuntuhartono,1999):
Fase Perkecambahan, Fase ini dimulai dengan membengkaknya mata tunas lalu pecah dan tumbuh kuncup. Kuncup memanjang bersamaan munculnya akar stek, kemudian kuncup menjadi daun dan mekar (Fase ini berlangsung selama 4-6 minggu).
Gambar Fase Perkecambahan Tebu
Fase Pertunasan, proses keluarnya tunas anakan baru yang keluar dari pangkal tebu muda (tunas primer). Proses ini berlangsung mulai dari tebu berumur 5 minggu sampai 3-4 bulan.
Fase Perpanjangan Batang (Grand Growth Period), dimulai dari umur 3,5 bulan sampai 9 bulan.
Fase Kemasakan berkaitan dengan pengisian batang tebu dengan sukrosa yang dimulai dengan pertumbuhan vegetatifnya berkurang. Pada fase ini sukrosa di dalam batang tebu mulai terbentuk hingga titik optimal dan berangsur-angsur menurun. Fase ini disebut juga fase penimbunan rendemen tebu. Apabila kondisi lingkungan berkecukupan unsur nitrogen dan air, akan menyebabkan proses pemasakan terhambat karena tebu terus tumbuh hingga sehingga perolehan rendemen berkurang (Hadisaputro dan Pudjiarso, 2000).
Fase Pasca Panen, Terjadi saat tanaman tebu berumur 12 bulan. Pada tahapan ini tanaman mulai menunjukkan gejala kematian dan daun mengering. Kadar gula tertinggi terdapat pada batang bagian bawah (Kuntohartono, 1999).
Peningkatan produksi tebu dapat dilakukan dengan penataan varietas dan pembibitan, pengaturan waktu tanam dan pengaturan kebutuhan air, serta pemupukan dan pengendalian OPT. Sehingga akan mendapatkan tebu dengan produktivitas dan rendemen yang optimal. Penurunan produktivitas tebu dapat terjadi karena berbagai faktor, mulai dari kondisi tanah, ketersediaan air, varietas, hingga pemupukan tanaman (Ari Pradipta Utama dkk, 2017).
Peningkatan Produktivitas Rendemen Tebu (sukrosa) dapat dilakukan dengan Proses Revener. Proses Revener ini dilakukan pada saat 1 bulan sebelum panen. Tujuan dari proses revener adalah untuk menahan pertumbuhan tanaman tebu agar kandungan sukrosa tidak berkurang. Seperti penjelasan diatas, bahwa pada fase kemasakan jika tanaman tebu terus tumbuh dan tidak ditahan proses pertumbuhannya, maka pertolehan rendemen tebu (glukosa) akan berkurang. Untuk itu diperlukannya proses revener menggunakan herbisida yang mengandung glifosat dengan cara disemprotkan.
Drone spraying menjadi teknologi alternatif dalam membantu produktivitas perkebunan tebu. Dalam proses penyemprotan herbisida untuk menahan pertumbuhan tebu tersebut, penggunaan drone spraying sangat memudahkan petani karena proses penyemprotan akan jauh lebih cepat dan merata. PT. KHS dapat menyediakan jasa drone spraying demi mendukung peningkatan produktivitas perkebunan tebu di Indonesia. Dengan bentuk mekanisasi tersebut, diharapkan dapat terus mendorong produktivitas serta mengurangi pengeluaran petani. Silahkan menghubungi kami untuk dapat berkonsultasi lebih lanjut. Yuk bermitra dengan KHS!!!
Referensi
Gatot Pramuhadi. 2012. Aplikasi Herbisida di Kebun Tebu Lahan Kering. Institut Pertanian Bogor. Artikel PANGAN, Vol. 21 No.3 September 2012: 221-231.
Ir. Sitty Ahra. 2019. Teknik Budidaya Tebu. http://cybex.pertanian.go.id/artikel/93892/upaya-peningkatan-produktivitas-dan-rendemen-tebu/. Diakses pada 18 Maret 2023.
Ahmad Dhiaul Khuluq dan Ruly Hamida. 2014. Peningkatan Produktivitas Dan Rendemen Tebu Melalui Rekayasa Fisiologis Pertunasan. Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat. Malang. Perspektif Vol. 13 No.1 Hlm. 13-24.
Ari Pradibta Utama, Setyono Yudo Tyasmoro, Titin Sumarni. 2017. Pengaruh Glisofat Sebagai Zat Pemacu Kemasakan Pada Tanaman Tebu (Saccharum Officinarum L). Malang. Jurnal Produksi Tanaman Vol. 5 No. 10. ISSN: 2527-8452.
Bambang Gunawan, Sri Purwati, Pujiati. 2014. Kajian Macam Varietas dan Konsentrasi ZPT Organik Terhadap Perkecambahan Stek Tanaman Tebu (Saccharum Officinarum L). Universitas Merdeka Surabaya. Jurnal Fakultas Pertanian UNIGA Nomor 1 Volume XIV.
https://www.handalselaras.com/wp-content/uploads/2023/03/tebubububub.png34566912adminhandalhttps://www.handalselaras.com/wp-content/uploads/2022/09/KHS-Logo-2-300x126.pngadminhandal2023-03-20 15:23:572023-03-20 15:23:58Pemanfaatan Drone Pada Perkebunan Tebu
Bisnis perkebunan di Indonesia memiliki prospek yang sangat cerah mengingat beberapa kecenderungan perkembangan industri di dunia saat ini yaitu pengembangan energi terbarukan, perkembangan teknologi berbasis alami, ekowisata, pelestarian lingkungan hidup, dan spesialisasi pengembangan industri berbasis wilayah (Biro Riset BUMN, 2021). Komoditas perkebunan menjadi andalan bagi pendapatan nasional dan devisa negara, dimana total ekspor perkebunan pada tahun 2018 mencapai 28,1 miliar dolar atau setara dengan 393,4 Triliun rupiah. Kontribusi sub sektor perkebunan terhadap perekonomian nasional diharapkan semakin meningkat dan memperkokoh pembangunan perkebunan secara menyeluruh.
Luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia terus meningkat tiap tahun. Saat ini di Indonesia terdapat luasan perkebunan kelapa sawit sekitar 16,381 juta (SK Kepmentan Menteri Pertanian, 2019). Sejalan dengan peningkatan luas areal, maka peningkatan produktivitas juga menjadi target pemerintah Indonesia.
Sektor komoditas kelapa sawit berperan besar dalam menopang ekspor Indonesia. Dengan masuknya era Revolusi Industri 4.0, industri kelapa sawit perlu segera berbenah terutama dalam aspek teknologi digital. Hal ini mengingat penguasaan teknologi menjadi kunci dalam menentukan daya saing Indonesia. Efisiensi bisnis dan operasional mutlak segera dilakukan, khususnya menyangkut kegiatan-kegiatan yang melibatkan banyak tenaga kerja. Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) ,Mukti Sardjono , mengaku ”industri kelapa sawit sudah mulai memasuki era digital terutama di perkebunan kelapa sawit.” Pada dasarnya dengan ketersediaan teknologi yang lebih canggih dan modern, segala kegiatan perkebunan akan jauh lebih berkembang dan juga semakin maju. Produktivitas yang dihasilkan akan meningkat sehingga menghasilkan berbagai keuntungan yang besar.
Drone menjadi salah satu teknologi yang dapat digunakan untuk membantu meningkatkan produktivitas dan kualitas perkebunan kelapa sawit. Mengapa demikian? karena drone menjadi teknologi alternatif dalam membantu kegiatan operasional perkebunan kelapa sawit menjadi lebih efektif dan efisien. Dengan pemanfaatan drone, diharapkan operasional perkebunan akan bertambah lebih optimal dan memangkas biaya produksi.
Manfaat Pengaplikasian Drone
Proses operasional perkebunan kelapa sawit sebenarnya tidak jauh berbeda dengan komoditas lain. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan karena tipe tanaman kelapa sawit memiliki perencanaan lahan, penanaman tanaman, perawatan, hingga panen yang berbeda dari komoditas lain. Untuk itu dalam operasionalnya membutuhkan penanganan yang berbeda pula. Berikut merupakan manfaat dan contoh pengaplikasian drone pada operasional perkebunan kelapa sawit,
Perencanaan dan Persiapan Lahan
Persiapan lahan adalah kegiatan persiapan areal sampai areal tersebut siap ditanami kelapa sawit. Persiapan lahan dilakukan pada semua areal perencanaan pertanaman yang dimulai dari proses perencanaan, penataan kebun, penentuan tata batas, imas, tumbang, rumpuk sampai areal siap tanam.
Pada areal rata sampai bergelombang, pola tanam kelapa sawit akan berbentuk segitiga sama sisi. Sedangkan pada areal berbukit, perlu dibuat teras kontur terlebih dahulu agar Jarak dan pola tanam dibuat seoptimal mungkin.Tujuannya adalah agar individu tanaman mendapat ruang perkembangan kanopi dan sinar matahari yang optimum serta merata untuk mendapatkan produksi per hektar dan “economic life” yang maksimal.
Hal yang dilakukan dalam proses perencanaan dan penataan kebun, adalah melakukan identifikasi lahan. Beberapa hal yang dilakukan dalam identifikasi lahan adalah mengetahui luas lahan dan batas kerja, mengidentifikasi vegetasi asal, mengetahui jenis tanah, analisis topografi, perencanaan lokasi pembibitan, dan pembuataan rencana jalan penghubung keluar masuk kebun.
Penggunaan drone pada tahap persiapan lahan biasanya dilakukan untuk menghasilkan peta blok, peta topografi, peta tanaman, dll. Drone dapat menghasilkan peta foto udara dan jika dilengkapi dengan sensor LiDAR maka dapat menghasilkan peta topografi. Hasil akuisisi data foto udara dapat digunakan untuk menghitung luas areal dan menggambarkan kondisi kebun secara real time. Selanjutnya peta topografi dapat dimanfaatkan untuk informasi awal dalam perencanaan water management dan zoning system lahan perkebunan.
Manajemen Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit
Pemeliharaan tanaman kelapa sawit adalah bagian cukup penting untuk memperoleh hasil produksi yang lebih maksimum. Setelah melalui proses persemaian, pembukaan lahan, dan penanaman pohon di lapangan yang diikuti dengan penanaman penutup tanah untuk memperkecil pertumbuhan gulma, maka saatnya untuk melanjutkan proses pemeliharaan.
Tanaman kelapa sawit disebut sebagai tanaman tahunan yang biasanya dikelompokkan ke dalam tanaman belum menghasilkan/immature atau disingkat (TBM) dan tanaman menghasilkan/mature disingkat (TM). TBM pada kelapa sawit adalah masa sebelum panen (dimulai dari saat tanam sampai panen pertama) yaitu berlangsung 30-36 bulan. Tujuan pemeliharaan TBM pada kelapa sawit adalah untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman yang seragam dan berproduksi tinggi. Manfaat pemeliharaan TBM adalah untuk mengoptimalkan pertumbuhan vegetatif tanaman sawit sebagai penunjang pertumbuhan generatif yang berproduksi tinggi. Sedangkan tujuan pemeliharaan TM adalah untuk menghasilkan tanaman kelapa sawit dengan produktivitas maksimal dengan biaya produksi serendah mungkin, mempertahankan produktivitas yang tinggi secara berkelanjutan, dan menjaga lingkungan perkebunan. Beberapa pekerjaan yang dapat dilakukan drone untuk pemeliharaan tanaman kelapa sawit:
Drone dapat membantu petani untuk melakukan pemeliharaan piringan, jalan rintis, dan gawangan.
Pemeliharaan piringan dan gawangan bertujuan untuk mengurangi kompetisi gulma terhadap tanaman dalam penyerapan unsur hara, air, dan sinar matahari serta mempermudah pekerja untuk kontrol di lapangan. Disamping itu, piringan dan gawangan harus dijaga supaya intensitas pengendalian gulma tidakberlebihan, hingga berdampak menggundulkan permukaan tanah yang menjadikannya rawan terkena erosi.
Contoh ketentuan pemeliharaan piringan dan gawangan dari gulma
Gambar piringan dan jalan pikul
Sumber: Dokumen SOP Agronomi Untuk Petani Kelapa Sawit: Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit No. SOP AGRO-07/01.
Pemanfaatan drone untuk sensus pohon
Kegiatan sensus pohon sangat penting dilakukan. Dengan dilakukan sensus, dapat diketahui jumlah pokok per ha (SPH), jumlah pohon (produktif dan non produktif) yang ada, kondisi tanaman, dan topografi di dalam satu blok. Sensus pokok dilakukan secara berkala sesuai ketentuan dengan tujuan untuk mendapatkan data yang lengkap mengenai keadaan sebenarnya di lapangan, terutama yang berhubungan dengan produktivitas tanaman.
Hasil sensus yang akurat dapat membantu memudahkan dalam pengelolaan kebun dan dapat digunakan untuk mengetahui serta melakukan tindakan terhadap hal yang berkaitan dengan:
Jumlah pokok produktif dan non produktif.
Pokok sakit/abnormal.
Pokok mati/kosong.
Jumlah pokok sisipan.
Data parit dan sarana fisik (jalan, jembatan, titi panen, dan lain-lain).
Pekerjaan panen.
Pekerjaan pemupukan.
Pengendalian hama dan penyakit.
Data pokok normal dan abnormal yang didapatkan lebih awal, akan sangat bermanfaat untuk menyusun program penyisipan dan pelaksanaannya. Hal ini bermanfaat untuk mendapatkan produksi per hektar lebih maksimal.
Gambar pemanfaatan teknologi drone untuk menghitung jumlah tanaman di perkebunan kelapa sawit
Sumber: Eko Noviandi Ginting dan Dhimas Wiratmoko. 2021.
Penelitian yang dilakukan oleh Megawati Siahaan dkk tahun 2021 tentang Efektivitas Dan Efisiensi Pemakaian Drone Fixed Wing Pada Pemetaan Kebun Dan Sensus Pohon Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) menghasilkan hasil analisis:
Sensus pohon menggunakan drone menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan sensus manual. Dari hasil penelitian tersebut diketahui perbandingannya adalah sensus pohon menggunakan drone hanya menghabiskan waktu 7 jam 40 menit untuk 53,53 Ha dengan data yang akurat dan visualisasi lebih lengkap sesuai kondisi real di lapangan. Sedangkan sensus pohon secara manual membutuhkan waktu kurang lebih 3 hari untuk 53,53 Ha.
Biaya operasional yang dikeluarkan jauh lebih murah yaitu sebesar Rp.8.583,-/ha, sedangkan sensus pohon secara manual memerlukan biaya yang lebih besar yaitu Rp.56.374,-/ha.
Manajemen Pemupukan Tanaman
Tanaman kelapa sawit termasuk tanaman keras. Untuk menunjang pertumbuhan akar, batang, dan daun, pohon sawit tetap memerlukan pupuk. Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk memperbaiki kesuburan tanah dan memperbaiki keadaan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Tingkat kesuburan tanah sangat identik dengan keseimbangan biologi, fisika, dan kimia tanah. Namun harus diingat bahwa dengan pemberian pupuk secara berlebihan dan terus menerus akan merusak keseimbangan. Untuk memastikan pemupukan tanaman dapat secara optimal, mekanisasi dalam bentuk drone sangat dibutuhkan. Drone dapat membantu proses pemupukan dengan lebih cepat dan optimal.
Upaya untuk mengenal danmendeteksi siklus hidup organisme pengganggu tanaman (OPT) pada tanaman kelapa sawit secara dini, mutlak harus dilaksanakan karena akan memudahkan tindakan pencegahan terjadinya ledakan serangan hama dan penyakit yang tak terkendali. Secara ekonomis, biaya pengendalian melalui deteksi dini dipastikan akan jauh lebih murah daripada pengendalian serangan hama dan penyakit yang sudah menyebar luas.
Selanjutnya, segera deteksi siklus hidup OPT agar mudah dalam melakukan pencegahan dan pengendaliannya. Pendeteksian tersebut dapat menyelamatkan tanaman kelapa sawit dari serangan OPT yang merugikan, sehingga produksi dapat dipertahankan. Ada 2 (dua) kategori OPT pada tanaman kelapa sawit yakni kelompok hama dan penyakit.
Dalam tahap pengendalian OPT, drone dapat membantu membasmi OPT berjenis kelompok hama dengan penyemprotan insektisida. Pemanfaatan drone membuat penyemprotan lebih optimal sehingga tidak merusak tanaman.
Manajemen Re-Planting
Dari segi pengusahaan, suatu kebun kelapa sawit dianggap sudah tua jika berumur sekitar 20 sampai 25 tahun dan perlu peremajaan. Peremajaan tanaman (replanting) dilakukan agar hasil produksi kebun sawit tidak menurun secara drastis. Pada tahap ini diperlukan perencanaan yang matang dan terperinci untuk menghindari terjadinya kerugian selama kegiatan peremajaan.
Mengatasi hal tersebut, peremajaan dapat dilakukan secara bertahap dengan membagi areal tanaman tua menjadi beberapa wilayah pengerjaan. Tahapan peremajaan tanaman kelapa sawit meliputi kegiatan penumbangan tanaman lama, pencacahan cabang dan batang, perumpukan, penanaman tanaman penutup tanah (LCC), pemancangan, konservasi tanah, pembuatan lubang tanam, dan penanaman bibit tanaman kelapa sawit.
Drone dapat digunakan untuk mengetahui hamparan lokasi pembibitan baru dan luas area lahan. Untuk menunjang lokasi pembibitan yang sesuai, dibutuhkan beberapa data tambahan seperti: data topografi, ketersediaan air, dan jalur akses kendaraan.
Berdasarkan penjabaran tersebut, Drone dapat menjadi teknologi dalam mekanisasi perkebunan kepala sawit di Indonesia. Kegiatan operasional seperti: perencanaan, pemupukan, hingga re-planting dapat dibantu menggunakan drone untuk mempermudah pekerjaan dan mendapatkan data secara aktual, cepat, dan aman. Jasa Drone PT.KHS telah beroperasi selama puluhan tahun dan berhasil membantu kegiatan pemetaan lahan serta penyemprotan tanaman di berbagai wilayah di Indonesia. Kami akan terus berusaha berkontribusi dalam peningkatan produktivitas sektor perkebunan. Yuk berkolaborasi dengan PT.KHS!!!
Referensi
Rosmegawati. 2021. Peran Aspek Teknologi Pertanian Kelapa Sawit Untuk Meningkatkan Produktivitas Produksi Kelapa Sawit. Universitas Borobudur. JURNAL AGRISIA Vol.13 No.2.
Megawaati Siahaan dkk. 2021. Efektivitas Dan Efisiensi Pemakaian Drone Fixed Wing Pada Pemetaan Kebun Dan Sensus Pohon Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq). Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan. Agro Estate, 5 (1) Juni 2021. ISSN : 2580-0957. https: //ejurnal.stipap.ac.id/index.php/JAE.
Eko Noviandi Ginting dan Dhimas Wiratmoko. 2021. Potensi dan Tantangan Penerepan Precision Farming Dalam Upaya Membangun Perkebunan Kelapa Sawit Yang berkelanjutan. Warta PPKS: 26(2): 55-66.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia. 2021. Industri Kelapa Sawit Indonesia: Menjaga Keseimbangan Aspek Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan.https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/2921/industri-kelapa-sawit-indonesia-menjaga-keseimbangan-aspek-sosial-ekonomi-dan-lingkungan. Siaran Pers HM.4.6/82/SET.M.EKON.3/04/2021. Diakses 14 Maret 2023.
2016. Dokumen SOP Agronomi Untuk Petani Kelapa Sawit: Sensus Pokok dan Produksi No. SOP AGRO-07/05.
https://www.handalselaras.com/wp-content/uploads/2022/09/KHS-Logo-2-300x126.png00adminhandalhttps://www.handalselaras.com/wp-content/uploads/2022/09/KHS-Logo-2-300x126.pngadminhandal2023-03-15 12:07:322023-03-15 12:07:33Pemanfaatan Teknologi Drone Untuk Perkebunan Sawit
Mekanisasi pertanian merupakan salah satu komponen penting dalam memanfaatkan alat dan mesin pertanian (alsintan) sebagai instrumen untuk meningkatkan efisiensi usaha tani dan daya saing produk pangan dan pertanian di Indonesia. Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, mekanisasi identik dengan penggunaan traktor. Hal ini dikarenakan pada tahun 1946 saat pengenalan teknologi pertanian, traktor merupakan salah satu alat yang diperkenalkan. Namun, semakin berkembangnya zaman, terdapat banyak sekali teknologi yang membantu petani menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dan aman.
Penggunaan alat dan mesin pertanian terbaru untuk mendukung proses operasional usaha tani, mulai dari pembukaan lahan, penyiapan tanam, tanam, pemeliharaan tanaman, panen sampai dengan pasca panen dikenal dengan sebutan mekanisasi pertanian (Rijk, 2010). Penerapan mekanisasi pertanian mampu meningkatkan efisiensi waktu, efisiensi biaya, efektivitas kerja, dan menurunkan kehilangan hasil selama proses/kegiatan.
Mekanisasi pertanian merupakan langkah untuk mengatasi permasalahan yang kerap timbul dari penggunaan metode konvensional yang seluruh prosesnya masih mengandalkan tenaga manusia. Traktor sebagai salah satu bentuk implementasi inovasi teknologi di bidang pertanian jelas memberikan dampak yang signifikan bagi para petani. Bayangkan, satu traktor dapat melakukan pekerjaan pengolahan lahan, penanaman, perawatan hingga panen. Bandingkan berapa banyak tenaga manusia yang dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan tersebut. Mekanisasi pertanian merupakan pilihan yang memang harus diambil untuk memacu peningkatan produksi, produktivitas, efisiensi dan daya saing. Faktor lain sebagai alasan pentingnya mekanisasi adalah semakin berkurangnya ketersediaan tenaga kerja (usia muda) dalam kegiatan usaha pertanian.
Tujuan Mekanisasi Pertanian
Mekanisasi pertanian dalam arti luas bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja, meningkatkan produktivitas lahan, dan menurunkan biaya produksi. Penggunaan alat dan mesin pada proses produksi dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, produktivitas, kualitas hasil, dan mengurangi beban kerja petani. Berikut beberapa tujuan mekanisasi pertanian:
Mengelola dan memaksimalkan hasil produksi di dalam sektor pertanian itu sendiri.
Mencapai target yang telah dicanangkan di dalam pertanian, hal ini menyangkut hasil panen dan pengendalian hasil setelah panen.
Memaksimalkan fungsi lahan pertanian, di mana akan banyak waktu pengelolaan tanah pasca panen yang bisa dihemat dan kemudian digunakan sebagai masa tanam produktif pada lahan pertanian.
Menghindari terjadinya gagal panen yang diakibatkan oleh kurangnya jumlah tenaga kerja yang dimiliki oleh sektor pertanian, maka di dalam hal ini penggunaan alat-alat pertanian modern dapat membantu dan mengurangi risiko tersebut.
Menjamin kenaikan kualitas dan kuantitas produksi
Meningkatkan taraf hidup petani
Memungkinkan pertumbuhan ekonomi subsisten (tipe pertanian kebutuhan keluarga) menjadi tipe pertanian komersial (commercial farming)
Adapun beberapa keunggulan dari mekanisasi pertanian yaitu :
Meningkatkan produksi per satuan luas dengan adanya alat-alat mekanis yang canggih yang telah digunakan oleh para petani
Dengan meningkatnya hasil produksi, maka pendapatan para petani juga otomatis akan meningkat
Dapat meningkatkan efektifitas, produktivitas, kuantitas dan kualitas hasil pertanian
Teknologi pasca panen mampu memberikan dukungan untuk mempertahankan mutu dan meningkatkan nilai tambah pada hasil produksi.
Dapat meningkatkan efisiensi lahan dan tenaga kerja (tidak terlalu membutuhkan banyak sumber daya manusia)
Menghemat energi dan sumber daya (benih, pupuk, dan air)
Dapat meminimalisir faktor-faktor penyebab kegagalan dalam produksi
Meningkatkan luas lahan yang ditanami dan menghemat waktu karena dengan menggunakan alat-alat mekanis pengolahan lahan yang luas dapat dengan cepat terselesaikan dan juga pekerjaan para petani akan lebih terasa ringan.
Menjaga kelestarian lingkungan dan produksi pertanian yang berkelanjutan, serta
Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani
Mekanisasi Pertanian di Indonesia dan Dampaknya
Modernisasi pertanian melalui penerapan mekanisasi pertanian, telah memberikan hasil nyata dalam sejarah pertanian Indonesia saat ini. Dampaknya terjadi penghematan tenaga kerja sebanyak 70 hingga 80 persen dan penghematan biaya produksi 30 hingga 40 persen. Peningkatan produksi 10 hingga 20 persen dan penurunan kehilangan hasil saat panen dari 20 persen menjadi 10 persen. Jika diasumsikan penurunan kehilangan hasil 20 persen, dari luas panen sawah padi di Indonesia 14 juta ha dengan tingkat produksi rata-rata nasional 5 ton per ha, dapat menyelamatkan 14 juta ton gabah kering panen (GKP).
Apabila diasumsikan harga GKP Rp 3.700 per kg, maka uang yang diselamatkan sebanyak Rp5,18 triliun. Hal ini berarti dari salah satu dampak positif dari penerapan mekanisasi, sektor pertanian mampu memberikan kontribusi besar pada perekonomian negara. Hasil lain yang bersifat positif dari penerapan mekanisasi pertanian, yaitu sukses mewujudkan Indonesia tidak impor beras, jagung untuk pakan, cabai, dan bawang merah, sehingga sektor pertanian berhasil menghemat devisa sekitar Rp52 triliun.
Drone Sebagai Solusi Pertanian Masa Depan
Di era industri 4.0, digitalisasi sudah merambah di bidang pertanian. Mekanisasi dalam pertanian sudah semakin maju. Mulai dari pemetaan lahan, pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan, panen, hingga pasca panen. Penggunaan teknologi drone juga mampu mengubah budaya pertanian menjadi lebih modern dan efisien.
Teknologi Drone dapat dioperasikan untuk pemantauan tanaman, pengelolaan pemupukan, penyemprotan, pemetaan irigasi, mendeteksi gangguan hama penyakit, pertumbuhan gulma dan masih banyak lagi manfaatnya yang dapat ditemui dalam teknologi ini. Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dalam pertanian.go.id mengatakan bahwa “Modernisasi pertanian ini sekaligus juga sebagai persiapan untuk menghadapi tantangan revolusi industri 4.0, dengan target utama peningkatan produksi dan produktivitas hasil pertanian. Teknologi pertanian dikemas dalam bentuk mekanisasi 4.0, yang sekaligus menjawab tantangan revolusi industri 4.0 di segala bidang. Ia memastikan aplikasi drone bukan untuk menghilangkan lapangan pekerjaan terutama petani tradisional. Para petani bahkan bakal menerima manfaat yang lebih besar dengan bantuan teknologi.”
Secara umum dalam proses operasional pertanian, drone dapat membantu dalam tahap:
Perencanaan dan Pengolahan Lahan
Drone dapat membantu dalam melakukan persiapan sebelum musim tanam. Biasanya pemanfaatan drone untuk mengetahui kondisi lahan secara menyeluruh. Drone dengan sensor LiDAR juga memiliki kemampuan dalam melakukan pemetaan kontur lahan. Selanjutnya, data tersebut dapat digunakan untuk analisis kondisi lahan atau dapat juga dimanfaatkan untuk perencanaan irigasi. Hasil analisis juga dapat digunakan untuk menentukan pola penanaman bibit yang maksimal.
Persiapan benih dan penanaman
Keberadaan drone dapat digunakan pada saat penanaman bibit. Cara penanaman bibit menggunakan drone memungkinkan proses penanaman berlangsung dengan lebih cepat. Drone tidak hanya punya kemampuan untuk menembakkan bibit ke permukaan tanah, tetapi juga melakukan pemupukan. Metode pembibitan dan pemupukan menggunakan drone dapat mengurangi biaya untuk ongkos penanaman.
Penyemprotan tanaman
Drone spraying merupakan salah satu pemanfaatan drone dalam mekanisasi pertanian di Indonesia yang paling sering digunakan baik pertanian, perkebunan, maupun kehutanan. Dengan sistem yang canggih memungkinkan penyemprotan dapat dilakukan secara efektif dan maksimal dibanding jika dilakukan secara manual.
Pemeliharaan Tanaman
Populasi tanaman pada suatu area dapat diketahui menggunakan teknologi Drone. Tujuan kegiatan tersebut adalah untuk mengetahui apakah populasi tanaman terhadap luas lahan seimbang atau tidak. Hal tersebut menjadi bahan pertimbangan apabila harus dilakukan replanting (penanaman ulang) atau thinning (penjarangan) tanaman sehingga rasio antara tanaman dan luas lahan akan seimbang dan akan menghasilkan produk pertanian yang lebih optimal.
Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
Selain penyemprotan rutin tanaman, Drone spraying juga banyak dimanfaatkan untuk penyemprotan herbisida dan pestisida. Hal ini sangat berguna untuk mengurangi dampak buruk kepada kesehatan petani. Selain itu, dengan drone spraying penyemprotan dapat lebih merata dan dapat memangkas biaya.
Penggunaan alat drone dapat mendukung proses operasional kegiatan pertanian. Mekanisasi pertanian menggunakan drone memiliki banyak keunggulan yaitu dapat menyelesaikan pekerjaan lebih cepat, efisien, dan efektif. Untuk mendukung mekanisasi pertanian di Indonesia, Silahkan untuk konsultasikan kebutuhan anda kepada kami! Yuk Bermitra dengan KHS.
Sumber:
Universitas Medan Area. 2021. Pengertian, Tujuan dan Penerapan Mekanisasi Pertanian. https://barki.uma.ac.id/2021/12/20/pengertian-tujuan-dan-penerapan-mekanisasi-pertanian/. Diakses pada 09 Maret 2023.
Rasmunaldi. 2016. Mekanisasi, Peran dan pentingnya dalam pembangunan Pertanian https://sumbarprov.go.id/home/news/6664-mekanisasi-peran-dan-pentingnya-dalam-pembangunan-pertanian. Diakses pada 09 Maret 2023.
Radi-tep. 2019. Mekanisasi. https://alsintan.tp.ugm.ac.id/mekanisasi/. Diakses pada 09 Maret 2023.
Ulfah Inayah. 2018. Makalah Mekanisasi Pertanian Pengertian Mekanisasi Pertanian Dan Sumber Tenaga Dibidang Pertanian. https://www.studocu.com/id/document/universitas-riau/mekanisasi-pertanian/makalah-mekanisasi-pertanian/37699111. Diakses pada 09 Maret 2023.
Mahfudi Akbar. Penggunaan Drone Dalam Sistem Pertanian Indonesia. https://jurnaba.co/penggunaan-drone-dalam-sistem-pertanian-indonesia/. Diakses pada 09 Maret 2023.
2021. Inovasi Drone Mudahkan Petani Amankan Produksi Pangan. https://www.swadayaonline.com/mobile/artikel/8424/Inovasi-Drone-Mudahkan-Petani-Amankan-Produksi-Pangan/. Diakses pada 09 Maret 2023.
Teknologi Canggih Drone Digunakan Petani. https://www.pertanian.go.id/home/?show=news&act=view&id=3995. Diakses pada 09 Maret 2023.
Dewi Susanti. 2019. 7 Manfaat Aplikasi Drone Di Bidang Pertanian. http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/88995/7-Manfaat-Aplikasi-Drone-Di-Bidang-Pertanian/. Diakses pada 09 Maret 2023.
Andi Amran Sulaiman, dkk. 2018. Revolusi Mekanisasi Pertanian Indonesia. IAARD PRESS. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
https://www.handalselaras.com/wp-content/uploads/2023/03/Blue-Orange-Digital-Marketing-Facebook-Cover-Poster-Portrait-Banner-Landscape.png34566912adminhandalhttps://www.handalselaras.com/wp-content/uploads/2022/09/KHS-Logo-2-300x126.pngadminhandal2023-03-10 15:09:372023-03-10 15:52:19Teknologi Drone Dalam Mekanisasi Pertanian
Hutan di Indonesia merupakan rumah bagi 10-15 persen tumbuhan, mamalia, dan burung yang dikenal di dunia, serta cadangan karbon yang sangat besar. Dengan demikian, setiap degradasi atau deforestasi ekosistem ini akan memiliki implikasi tidak hanya untuk Indonesia namun juga internasional. Dengan fakta tersebut, Pemerintah Indonesia dan masyarakat luas terus berperan aktif menjaga kelestarian Hutan Indonesia. Salah satunya dengan Pengelolaan Hutan Lestari. Apa itu Pengelolaan Hutan Lestari? Dan bagaimana implementasinya? Yuk kita simak.
Klasifikasi Hutan
Definisi hutan menurut UU No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan, yaitu suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Hutan merupakan ekosistem penting dimana dalam pemanfaatan dan penggunaannya tidak boleh berlebihan karena dapat mengakibatkan bencana.
Secara konstitusi, pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan sebagai bagian dari pengelolaan sumber daya alam ditujukan untuk kemakmuran rakyat. Hal ini sesuai dengan pasal 33 ayat (3) UUD Tahun 1945 yang menyatakan bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Selain itu, hal tersebut juga diperkuat oleh pasal 23 UU No. 41 Tahun 1999 yang menyatakan bahwa pemanfaatan hutan bertujuan untuk memperoleh manfaat secara optimal bagi kesejahteraan seluruh masyarakat yang berkeadilan dengan tetap menjaga kelestariannya.
Adapun pemanfaatan sumber daya alam kawasan hutan antara lain fungsi lindung, fungsi suaka, fungsi produksi, fungsi wisata dari pengembangan sumber daya manusia dan ilmu pengetahuan serta teknologi. Berdasarkan fungsi tersebut maka pemerintah menetapkan hutan menjadi hutan konservasi (cadangan kebutuhan pengawetan ekosistem dan keanekaragaman hayati), lindung (penyangga kehidupan terjaga dan terpelihara) dan produksi (untuk memproduksi atau mengeksploitasi hasil hutan, seperti Hak Pengusahaan Hutan (HPH), Hutan Tanaman Industri (HTI), serta jenis hutan produksi lainnya yang dapat menghasilkan berbagai jenis kayu dan nonkayu).
Potensi Luasan Hutan Di Indonesia
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melaporkan, total luas kawasan hutan di Indonesia mencapai 125,76 juta hektare (ha) pada 2022. Angka tersebut setara dengan 62,97% dari luas daratan Indonesia yang sebesar 191,36 juta ha.
Secara rinci, kawasan hutan di Indonesia yang berbentuk daratan seluas 120,47 juta ha. Ada juga kawasan hutan perairan dengan luas 5,32 juta ha. Berdasarkan jenisnya, kawasan hutan lindung menjadi yang paling luas di Indonesia, yakni 29,56 juta ha. Luasan tersebut setara dengan 23,5% dari total kawasan hutan secara nasional. Kemudian, luas kawasan hutan produksi tetap sebesar 29,23 juta ha. Lalu, kawasan hutan yang masuk ke dalam konservasi memiliki luas 27,41 juta ha. Luas hutan produksi terbatas sebesar 26,8 juta ha. Sedangkan, hutan produksi yang dapat dikonversi memiliki luas 12,79 juta ha. Berikut luasan kawasan hutan di Indonesia berdasarkan fungsinya:
Berdasarkan data tersebut, terdapat banyak potensi luasan lahan baik yang dapat diproduksi maupun lindung. Untuk dapat menjaga kelestarian hutan Indonesia, dibutuhkan mekanisme pengelolaan hutan secara lestari yang tidak hanya memproduksi namun juga melestarikan untuk keberlanjutan di masa yang akan datang.
Pengelolaan Hutan Lestari
Sustainable Forest Management (SFM) atau Pengelolaan Hutan LestariLestasi (PHL) merupakan konsep yang dinamis dan berkembang untuk mempertahankan dan meningkatkan nilai ekonomi, sosial dan lingkungan sumber daya hutan demi kepentingan generasi sekarang dan mendatang. Pengelolaan Hutan Lestari juga sebuah pendekatan holistik yang menerapkan prinsip-prinsip kelestarian dari beberapa fungsi seperti fungsi ekologi, fungsi sosial dan fungsi produksi atau ekonomi.
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari adalah proses pengelolaan hutan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yaitu menyangkut produksi hasil hutan tanpa dampak negatif terhadap lingkungan dan sosial. Tujuan pengelolaan hutan juga tidak boleh mengurangi nilai di dalamnya serta potensi yang diharapkan pada masa datang.
Dari Expert Panel ITTO (International Tropical Timber Organization) menyatakan bahwa definisi Pengelolaan Hutan Lestari perlu mencangkup beberapa unsur seperti berikut ini:
Hasil yang berkesinambungan.
Tetap mempertahankan tingkat biodiversitas yang tinggi dalam konteks perencanaan tata guna lahan yang integratif yang mencangkup jaringan kerjasama kawasan lindung dan kawasan konservasi.
Tetap menjaga stabilitas dari fungsi hutan dan ekosistemnya dengan penekanan pada pemeliharaan produktivitas tempat tumbuh atau site productivity, menjaga sumber benih dan unsur biodiversitas hutan yang diperlukan untuk regenerasi serta pemeliharaan hutan.
Meningkatkan dampak positif pada area hutan sekaligus mengambil upaya untuk meminimalkan dampak yang merugikan hutan.
Meningkatkan partisipasi terhadap masyarakat dan menyelesaikan perbedaan pendapat yang timbul terkait dengan hutan.
Konsep Pengelolaan Hutan Lestari
Konsep pengelolaan hutan lestari didasarkan atas terpenuhinya kelestarian melalui tiga fungsi utama dari hutan yaitu sebagai berikut ini.
Fungsi lingkungan atau ekologi, berarti ekosistem hutan harus mendukung dari kehidupan organisme yang sehat, mempertahankan produktivitasnya, adaptabilitas dan kemampuannya untuk pulih atau meregenerasi.
Fungsi sosial, berarti mencerminkan keterkaitan hutan dengan budaya, norma sosial, etika dan pembangunan. Dimana suatu aktivitas dapat dikatakan lestari apabila secara sosial memiliki kesamaan dengan etika dan norma-norma sosial atau tidak melampaui batas toleransi komunitas sekitarnya terhadap perubahan.
Fungsi ekonomi, berarti menunjukkan adanya manfaat dari hutan melebihi biaya yang dikeluarkan oleh unit manajemen dan modal ekuivalen yang dapat diinvestasikan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Aspek Pengelolaan Hutan Lestari
Terdapat berbagai usaha yang dilakukan dalam rangka pengelolaan hutan supaya dapat meningkatkan dampak positif serta mengurangi dampak negatifnya. Dalam hal ini, terdapat lima aspek pokok yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut:
Aspek Kepastian dan Keamanan Sumber Daya Hutan, salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam kaitannya dengan pengelolaan hutan produksi lestari adalah kepastian hukum. Untuk melakukan usaha-usaha pengelolaan hutan, perlu ada kepastian hukum yang dirangkum dalam aturan yang sah. Dengan demikian, masyarakat bisa melakukan kegiatan pengelolaan secara legal.
Aspek Kesinambungan Produksi, Dalam pengelolaan hutan lestari, kesinambungan produksi merupakan hal yang tak kalah penting. Karena itu, diperlukan penetapan sistem silviculture yaitu sistem panen dan pembudidayaan. Hal ini harus disesuaikan dengan kondisi hutan yang akan dikelola. Contoh: Produksi kayu pada siklus pertama biasanya ditentukan oleh kemampuan perusahaan menata area hutan. Caranya bisa dilakukan dengan inventarisasi serta penafsiran foto udara. Hal ini bermanfaat agar jatah produksi tahunan secara riil tidak berbeda dengan perkiraan produksinya. Selanjutnya, untuk siklus kedua, kesinambungan produksi perlu diperhatikan. Hal ini terkait dengan cara penebangan, inventarisasi tanaman yang tertinggal, serta penanaman maupun pemeliharaan tanaman.
Aspek Konservasi Flora Fauna dan Keanekaragaman Hayati serta Fungsi Hutan, Konservasi dilakukan untuk penyediaan plasma nutfah, membangun zona penyangga yang membatasi hutan produksi dengan hutan konservasi, inventarisasi flora dan fauna, pencegahan terhadap penebangan pohon yang tidak boleh ditebang, pencegahan kebakaran, serta perlindungan sungai, pantai, mata air, dan area yang dilindungi lain.
Aspek Manfaat Ekonomi, dalam aspek ini sumber daya manusia memiliki pengaruh yang cukup penting. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu profesionalisme tenaga kerja, kesejahteraan karyawan, serta kesempatan bekerja dan berusaha bagi masyarakat yang berada di dalam maupun sekitar hutan. Selain itu, aspek ekonomi dalam pengelolaan hutan juga mencakup hak tradisional masyarakat untuk memanfaatkan hasil hutan non-kayu serta untuk kebutuhan kegiatan spiritual. Ada pula aspek pendidikan maupun kesehatan masyarakat, baik yang berada di dalam atau sekitar hutan.
Aspek Kelembagaan, dalam rangka Pengelolaan Hutan Produksi Lestari, peran lembaga yang berwenang juga tak bisa diabaikan. Ada Kementerian Kehutanan dan sejumlah organisasi yang mengusung ketentuan mengenai pengelolaan hutan secara legal. Untuk itu, dibutuhkan tenaga-tenaga profesional sehingga dapat mendukung pengelolaan hutan.
Proses pengelolaan hutan lestari dapat didukung dengan pemanfaatan teknologi terbarukan yaitu drone. Seperti yang sudah diulas diatas, bahwa pentingnya aspek kesinambungan produksi dimana sistem panen dan produksi harus diperhatikan dengan baik. Drone dapat digunakan untuk perencanaan penataan area lahan dengan pemetaan foto udara, inventarisasi pohon dengan bantuan LiDAR, dan juga penyemprotan secara praktis melalui drone spraying.
Penutup
Pengelolaan Hutan Lestari sangat penting untuk diimplementasikan dalam rangka menjaga kelestarian hutan dan keseimbangan ekosistem. Demi menjaga kelestarian baik di masa sekarang maupun masa depan, dibutuhkan usaha-usaha yang harus diperhatikan pada saat pemanfaatan dan pengelolaan hutan. Salah satunya adalah kesinambungan produksi dalam sistem tanam dan panennya.
Penggunaan drone dalam mendukung pengelolaan hutan lestari sangat dibutuhkan untuk menjaga kesinambungan produksi pemanfaatan hutan. Dengan teknologiteknoloi drone, tidak hanya membantu sistem tanam dan perawatan hutan produksi namun dapat menekan biaya dengan pekerjaan yang lebih cepat dan efisien. KHS akan terus mendukung pengelolaan hutan lestari di seluruh Indonesia dengan teknologi drone. Yuk bermitra dengan kami!!!
Referensi
Monica Evans. 2023. Sustainable Forest management: Indonesia navigates a paradigm shift. https://forestsnews.cifor.org/80592/sustainable-forest-management-indonesia-navigates-a-paradigm-shift?fnl=. Diakses pada 4 Maret 2023.
2021. Sustainable Forest Management (SFM) Untuk Indonesia. https://wanaswara.com/sustainable-forest-management-sfm-untuk-indonesia/. Diakses pada 4 Maret 2023.
Shilvina Widi. “Luas Kawasan Hutan Indonesia Mencapai 125,76 Juta Hektare”. https://dataindonesia.id/sektor-riil/detail/luas-kawasan-hutan-indonesia-mencapai-12576-juta-hektare. Diakses pada 4 Maret 2023.
Tami. 2021. Inilah 5 Aspek Pokok Pengelolaan Hutan Lestari. https://mutuinstitute.com/post/5-aspek-pokok-pengelolaan-hutan-lestari/. Diakses pada 4 Maret 2023.
Joni Setiawan. 2021. Pelatihan Inventarisasi Sumberdaya Hutan. https://kmisfip2.menlhk.go.id/news/detail/829. Diakses pada 4 Maret 2023.
Pengertian Hutan, Bagian, Jenis dan Fungsinya. https://rimbakita.com/hutan/. Diakses pada 4 Maret 2023.
https://www.handalselaras.com/wp-content/uploads/2023/03/5.png34566912adminhandalhttps://www.handalselaras.com/wp-content/uploads/2022/09/KHS-Logo-2-300x126.pngadminhandal2023-03-07 13:57:472023-03-07 13:57:48Pengelolaan Hutan Lestari Dengan Teknologi Drone
Inovasi dalam pengawasan tata ruang menjadi sebuah keharusan di era digital. Hal ini diperlukan untuk mendapatkan data pemanfaatan ruang secara cepat dengan akurasi yang tinggi. Kombinasi antara teknologi LiDAR dan fotogrametri dengan analisis spasial di dalam big data analysis dapat memantau pelanggaran tata ruang. Dalam artikel ini, kita akan membahas mengenai inovasi Pengawasan Tata Ruang dan teknologi apa yang dapat membantu ? Yuk kita simak bersama.
Mengenal Pengawasan Tata Ruang Dalam Undang-Undang Tata Ruang
Menurut Undang-undang No 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, bahwa pengawasan Tata Ruang menjadi satu kesatuan dalam upaya mewujudkan penataan ruang yang baik. Melalui pengawasan penataan ruang, penyelenggaraan penataan ruang dapat diwujudkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan baik peraturan penataan ruang maupun peraturan yang terkait lainnya. Adapun wewenang dalam melakukan pengawasan tata ruang sendiri dilakukan oleh pemerintah yang juga melibatkan peran masyarakat. Dalam pengawasan tata ruang dilakukan terhadap kinerja fungsi penyelenggaraan penataan ruang dan kinerja pemenuhan standar pelayanan minimal bidang penataan ruang pada wilayah administratif yang biasanya diakomodasi dalam Dokumen Rencana Tata Ruang.
Pentingnya RDTR Dalam Pengawasan Tata Ruang
Dalam proses pengawasan tata ruang, penyusunan rencana tata ruang khususnya rencana rinci tata ruang atau yang biasa dikenal Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) menjadi sangat penting untuk segera dilakukan. Penyusunan RDTR dapat membantu pemerintah melakukan berbagai hal diantaranya adalah Pertama, penyusunan RDTR akan berfungsi sebagai kendali mutu pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota yaitu mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang acuan tersebut dipergunakan dalam memutuskan kegiatan pemanfaatan ruang yang lebih rinci dari RTRW. Kedua, menjadi acuan bagi kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang. Ketiga, menjadi acuan bagi penertiban izin pemanfaatan ruang dan terakhir sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Tata Bangun Lingkungan.
Adapun RDTR sendiri dilengkapi dengan Pengaturan Zonasi yang mengatur zona dan kegiatan didalamnya dengan sangat detail. Hal tersebut sangat bermanfaat dalam upaya Pengawasan tata ruang yang mana juga menjadi dasar dari pemberian izin pemanfaatan dan pengendalian ruang itu sendiri. Prinsip dari penyediaan RDTR yang didorong dalam bentuk digital dan mudah diakses oleh masyarakat pun menjadi bagian yang sangat penting dalam pengawasan tata ruang yang lebih efektif, seperti sistem perizinan berusaha secara elektronik yang dapat diakses semua orang.
Namun pada pelaksanaannya dalam pengawasan tata ruang dibutuhkan teknologi yang dapat membantu secara efektif dan efisien dalam menilai kesesuaian pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang yang telah di susun, beberapa teknologi seperti Unmaed Aerial Vechicle (UAV) dalam melakukan pemetaan yang bertujuan untuk melakukan monitoring dan evaluasi sebagai upaya dari pengawasan tata ruang dengan lebih cepat.
Pemanfaatan Teknologi UAV Dalam Pengawasan Tata Ruang
Teknologi Unmaned Aerial Vehicle (UAV) adalah sebuah pesawat tanpa awak. UAV harus dikendalikan dari jarak jauh menggunakan remote control dari luar kendaraan atau biasa disebut Remotely Piloted Vehicle (RPV). Selain itu, UAV juga dapat bergerak secara otomatis berdasarkan program yang sudah ditanamkan pada sistem komputernya. UAV dapat dikombinasikan dengan kamera sesuai dengan kebutuhan survey. Data yang didapatkan dari kamera tersebut yang akan diproses menjadi peta foto yang digunakan sebagai acuan pengawasan tata ruang. Berikut beberapa inovasi pemanfaatan teknologi UAV dalam pengawasan tata ruang:
Pemanfaatan Fotogrametri
Fotogrametri berasal dari kata Yunani dari kata “photos” yang berarti sinar “gramma” yang berarti sesuatu yang tergambar atau ditulis, dan “metron” yang berarti mengukur. Oleh karena itu konsep dari fotogrametri sendiri adalah pengukuran secara grafik dengan menggunakan sinar ( Hadi, 2007). Fotogrametri dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pemetan yang memerlukan ketelitian tinggi. (Suyudi, 2014). Output dari fotogrametri ini adalah peta foto.
Close Range Photogrammetry (CRP) merupakan metode dalam pengambilan data ukuran dari citra foto yang akan dibuat model 3D dari sebuah objek atau untuk kebutuhan pemetaan menggunakan kamera SLR non-metrik. Metode CRP ini akan menghasilkan output peta dengan tingkat detail yang tinggi Baca juga artikel ini(Close Range Photogrammetry).
Dalam proses pengawasan tata ruang, diperlukan peta skala besar dengan tingkat detail dan akurasi yang tinggi untuk mengetahui kondisi terkini pemanfaatan ruang di suatu wilayah. Dengan penggunaan metode fotogrametri ini, kita akan mengetahui luasan kavling bangunan dengan akurat.
Selanjutnya peta foto tersebut akan di overlay dengan peta rencana zonasi dalam RDTR. Hal ini dilakukan untuk mengetahui gap antara rencana dengan kondisi aktual pemanfaatan ruang. Dari hasil analisis tersebut, pemerintah dapat mengetahui luasan pelanggaran bangunan yang tidak sesuai dengan peta zonasi dan dapat mengambil kebijakan disinsentifnya.
Sumber: PT KHS
Pemanfaatan LiDAR
Teknologi LiDAR mampu memberikan informasi pencitraan tiga dimensi untuk membuat peta digital dengan skala besar. Baca juga artikel ini(Peta Skala Besar). Jika dibandingkan dengan peta daring saat ini yang dimiliki pemerintah, hasil dari LiDAR memiliki tingkat akurasi yang jauh lebih tinggi. LiDAR adalah teknologi yang menerapkan sistem penginderaan jauh sensor aktif untuk menentukan jarak dengan menembakkan sinar laser yang dipasang pada wahana pesawat. Jarak didapatkan dengan menghitung waktu antara ditembakkannya sinar laser dari sensor sampai diterima kembali oleh sensor. Baca juga artikel ini(LiDAR)
Dasar pengembangan inovasi pemanfaatan LiDAR untuk pengawasan tata ruang adalah agar setiap daerah memiliki peta pemanfaatan ruang yang detail dan akurat. Dengan data LiDAR kita akan mendapatkan berbagai informasi terkait pemanfaatan tata ruang.
Integrasi data dengan peta hasil akuisisi LiDAR, menghasilkan sebuah mekanisme yang dapat digunakan untuk mengawasi pertumbuhan kota, estimasi area terbangun, perhitungan pajak, peningkatan pendapatan pemerintah lokal, dan perlindungan bagi lahan pertanian, serta kebutuhan ruang hijau yang dibutuhkan dalam satu wilayah dalam menunjang keseimbangan lingkungan. Dari data tersebut juga akan menghasilkan informasi terkait bangunan seperti: volume, lantai, KDB, dan KLB.
Data tersebut dapat dijadikan acuan dalam pengawasan pelanggaran bangunan yang disingkronkan dengan peta zonasi dan dapat mengidentifikasi pelanggaran pajak dan penilaian tanah jika disinkronkan dengan data IMB. Hasil dari Informasi ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi pajak yang harus dibayar berdasarkan volume bangunan terkini.
Teknologi tersebut mampu membantu pengawasan tata ruang dapat jauh lebih komplek lagi, salah satunya yang telah dilakukan oleh Smart City Universitas Indonesia dalam membuat suatu sistem pengawasan tata ruang.
Sumber: PT KHS
Implementasi Inovasi Pemanfaatan UAV Dalam Pengawasan Pelanggaran Bangunan
Smart City Universitas Indonesia(SCUI) membuat inovasi pemanfaatan LiDAR yang disebut dengan Smart Land Surveillance System (SLSS). SLSS merupakan sistem perkotaan yang berbasis kumpulan data terstruktur (big data) dan kecerdasan buatan untuk identifikasi ataupun analisis kepatuhan bangunan di suatu wilayah. Dalam proses pengambilan data, SLSS menggunakan dukungan teknologi penginderaan jauh yaitu LiDAR yang diintegrasikan dengan data perizinan eksisting milik beberapa instansi pemerintah pusat dan daerah.
Sistem SLSS mengintegrasikan data dari berbagai platform milik sejumlah instansi pemerintah pusat dan daerah. Beberapa data tersebut adalah informasi dari Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak (Sismiop) milik pemerintah daerah, dan data kepemilikan lahan milik Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).
Keluaran dari sistem ini berupa perangkat lunak yang dapat mendeteksi bangunan, mengukur nilai tanah, mengukur nilai bangunan, dan memodelkan bangunan secara 3D secara otomatis. Outputnya akan disinkronkan dengan Izin Mendirikan Bangunan atau IMB untuk mengidentifikasi pelanggaran pajak dan penilaian tanah.
Contoh Ketidaksesuaian Data Kadastral Pemerintah Dengan Hasil Analisis SLSS
Sistem ini sudah diimplementasikan secara terbatas di Kelurahan Pondok Cina, Depok, untuk perhitungan potensi peningkatan pembayaran pajak. Potensi kenaikan pajak ini dihitung berdasarkan nilai jual objek pajak (NJOP) dikali dengan total luas di setiap jenis kepadatan bangunan.
Berdasarkan hasil implementasi tersebut, tim SCUI bersama pemerintah daerah dapat menganalisis bahwa Berdasarkan perbandingan informasi dari SLSS dengan data dari Pemkot Depok, pelanggaran bangunan terdeteksi antara 7-80 persen. Pada tahun 2019 pemerintah Kota Depok seharusnya dapat menerima Rp. 77 miliar tambahan dari pendapatan PBB setiap tahun apabila pelanggaran pajak bangunan bisa diidentifikasi dan ditertibkan.
Pengembangan SLSS sampai sekarang masih terus disempurnakan. Sistem ini kedepannya diharapkan bisa diterapkan di masing–masing pemerintahan kota agar dapat mempermudah pengawasan dan pencegahan masalah bangunan. Pada tahun 2023 Smart City UI telah bekerjasama dengan Pemerintah DKI Jakarta untuk pengembangan SLSS tersebut.
Penutup
Pemanfaatan Teknologi UAV sangat membantu dalam pemetaan detail kawasan. Data yang didapatkan dari LiDAR dan Fotogrametri dapat mempermudah pemerintah dalam melakukan pengawasan tata ruang. Dengan pemanfaatan teknologi tersebut, data yang didapatkan akan lebih akurat sehingga mempermudah untuk menentukan pelanggaran tata ruang. Diharapkan inovasi pemanfaatan teknologi UAV ini akan terus berkembang dan menjawab tantangan lain dalam permasalahan perkotaan dan perdesaan.
Referensi
Pandu, Pradibta. 2023. Sistem Untuk Identifikasi Pelanggaran Bangunan. Harian Kompas Senin, 30 Januari 2023. Diakses pada 11 Februari 2023.
Feasibility Study Team UI. Smart Land Surveillance System. https://smartcity.ui.ac.id/what-we-do/products/systems/product-detail/smart-land-surveillance-system.html. Diakses pada 11 Februari 2023.
Gamal, Ahmad. 2021. Smart Land Surveillance System Manfaatkan Big Data untuk Deteksi Pelanggaran Pembangunan. https://www.kompas.com/sains/read/2021/11/06/180000623/smart-land-surveillance-system-manfaatkan-big-data-untuk-deteksi?page=all. Diakses pada 11 Februari 2023.
Sukada, I Wayan. Bagaimana Menetapkan NJOP Tanah Secara Wajar?. https://bppk.kemenkeu.go.id/balai-diklat-keuangan-denpasar/berita/bagaimana-menetapkan-njop-tanah-secara-wajar-415497. Diakses pada 11 Februari 2023.
https://www.handalselaras.com/wp-content/uploads/2023/02/Blue-Orange-Digital-Marketing-Facebook-Cover-Poster-Portrait-Banner-Landscape-2.png34566912adminhandalhttps://www.handalselaras.com/wp-content/uploads/2022/09/KHS-Logo-2-300x126.pngadminhandal2023-02-17 10:58:102023-02-21 14:44:51Inovasi Pemanfaatan UAV Dalam Pengawasan Tata Ruang
Scroll to top
var pageTitle = document.getElementById('whateverTheTitleElementIs').innerHTML;
if (pageTitle == 'Documentation H Sawangan City') {
}